Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Juni 2022

Koneksi Antar Materi 3.1.a.9 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 Oleh : Rakhmawati Wulan Y., S.Si.

CGP Angkatan 4 Kabupaten Magelang

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil ?

Ki Hajar Dewantara selaku pendiri Taman Siswa menggagas Patrap Triloka yang terdapat 3 unsur penting, yaitu:

1.   Ing Ngarsa Sung Tulada (yang di depan memberi teladan)

2.  Ing Madya Mangun Karsa (yang di tengah membangun kemauan)

3.  Tut Wuri Handayani (dari belakang mendukung)

Menurut saya, berdasarkan filosofi tersebut, maka guru sebagai seorang pendidik patut menjadi panutan atau teladan bagi siswanya, baik dari perbuatan, perkataan, dan pemikirannya. Kita harus sadar bahwa dalam lingkungan sekolah sering kali dihadapkan pada berbagai dilema etika dan bujukan moral. Hal ini membuat kita, seorang guru, harus memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hadjar Dewantara dengan cara menjadi sosok yang dapat menjadi teladan yang positif, motivator, fasilitator dan mampu membentuk karakter positif kepada murid untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Kita juga harus berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan, terutama ketika menghadapi dilema etika ataupun bujukan moral.

Keputusan yang diambil harus dikaji terlebih dahulu dengan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Hal ini penting dilakukan karena guru setiap tindakan guru akan ditiru oleh siswanya. Jika guru sudah mampu mengambil keputusan yang tepat, tentu akan menjadi contoh yang baik para siswanya.

 

 

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Menurut saya nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan berpengaruh pada prinsip-prinsip yang akan kita ambil nantinya dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Adapun nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai seorang pendidik adalah nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong royong, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan lainnya.

Pada proses pengambilan keputusan, ada prinsip-prinsip yang dapat membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang harus diambil sebagai pemimpin pembelajaran. Adapun ketiga prinsip tersebut, yaitu:

1.      Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2.     Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3.     Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita. Guru dalam memberikan pelayanan dan pembelajaran juga harus memiliki rasa empati terhadap murid agar murid memiliki rasa nyaman sehingga bisa terbuka dan berminat terhadap pembelajaran yang kita berikan.

 

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator dan pendamping selama ini sangat membantu saya dalam mengambil sebuah keputusan yang berpihak pada murid dan berdasarkan nilai-nilai yang universal. Bagi saya, pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching sangat efektif, karena dengan mempelajari materi coaching kita dapat mempelajari cara berkomunikasi yang memberdayakan (asertif), teknik mindfullnes, dan coaching model TIRTA. Teknik coaching ini bisa diterapkan untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa ataupun rekan sejawat di sekolah.

Sebagai seorang guru, tentu saya harus memahami kebutuhan belajar siswa. Melalui kegiatan Coaching, guru dapat menggali semua potensi yang dimiliki oleh siswa. Keterampilan Coaching akan sangat membantu guru dalam mengambil sebuah keputusan, Dengan pengambilan keputusan yang tepat, maka dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa.

 

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dalam pengambilan keputusan, Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial (CASEL).

Aspek sosial dan emosional guru sangat berpengaruh terhadap keputusan yang diambilnya. Kesadaran diri yang baik akan membuat guru mengambil keputusan dengan responsif, tidak reaktif, apalagi tergesa-gesa. Seorang guru  seharusnya bisa  mengelola diri dengan baik, walaupun dengan beban kerja yang tinggi dan tugas tambahan yang dikerjakan, dalam mengambil keputusan tetap akan mempertimbangkan dampak yang diakibatkannya.

Jika kesadaran sosial guru baik, maka guru akan merasakan kondisi yang dialami orang lain, sehingga keputusan yang diambilnya pasti akan memperhatikan empati, rasa kasihan, dan kemanusiaan. Guru yang memiliki kemampuan berelasi yang baik, akan mampu mengelola tugas dengan rekan sejawat, membangun hubungan dengan murid, sehingga keputusan yang diambil akan berpihak pada murid.

Keterampilan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sebagai salah satu kompetensi sosial dan emosional sangat penting dalam melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

 

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik ?

Sebagai seorang guru kita sering dihadapkan pada suatu keadaan di mana kita harus  mengambil sebuah keputusan yang sulit. Namun, kita harus paham bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya keadaan tersebut lebih berupa bujukan moral. Selama ini saat mengambil keputusan, landasan pemikiran kita memiliki kecenderungan pada beberapa prinsip, yaitu  :

(1) Melakukan, demi kebaikan orang banyak.;

(2) Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri kita;

(3) Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda.

Etika pengambilan keputusan ini tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Rukiyati dkk, di buku Etika Pendidikan halaman 43 bahwa "Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral”. Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. 

Saat guru dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, maka nilai dirinya akan sangat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan.  Nilai-nilai tersebut, diantaranya adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Niali-nilai inilah yang tentunya akan sangat mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran. .

Guru yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, akan mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan moral dan hukum. Nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh guru juga akan mempengaruhi keputusan yang diambil dalam situasi dilema etika. Pengambilan keputusan yang dilakukan akan mempertimbangkan etika profesi, nilai-nilai yang diyakini, dampak dan perasaan yang terjadi jika keputusan yang diambil diketahui oleh masyarakat luas, dan pertimbangan dari idola/panutan. Dengan menerapkan nilai-nilai yang dianut, guru akan mengambil keputusan yang konsekuensinya telah dipertimbangkan, sesuai aturan/norma, memperhatikan nilai kemanusiaan, berdampak jangka panjang, dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

 Kita harus paham, bahwa setiap pengambilan keputusan pasti ada konsekwensinya. Pengambilan keputusan yang tepat akan mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat, berdampak bagi orang banyak, tidak melanggar hukum/peraturan, memenuhi keadilan, dan mempunyai pengaruh jangka panjang. Selain itu, keputusan yang tepat bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang diyakini bersama, memberikan pembelajaran, dan dapat dipertanggung jawabkan. 

Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut, yaitu :

·       Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesui dari suatu kasus

·       Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.

·       Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika 

·       bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut

Keputusan yang tepat memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, seperti rasa kasihan, kepedulian, dan kesetiaan. Keputusan yang tepat akan memberikan pembelajaran bagi pihak-pihak yang terlibat, sehingga memiliki dampak jangka panjang dan menjadikan lingkungan bernuansa positif.                                  Terakomodasinya kepentingan pihak yang terlibat dalam dilema etika akan membuat lingkungan menjadi kondusif dan aman, karena semua pihak akan menerima keputusan yang dibuat. Kenyamanan di lingkungan akan terpelihara karena keputusan yang tepat membuat para pihak merasa memiliki, merasa dihargai, dan timbul budaya saling menghargai.

 

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda ?

Kesulitan yang saya alami untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika, yang palin sering saya rasakan adalah ketika saya dihadapkan pada pengambilan keputusan dengan dilemma individu lawan masyarakat. Misalnya saat anak saya sakit dan membutuhkan pendampingan saya di rumah/rumah sakit, namun saya juga harus meninggalkan tugas saya di sekolah. Apalagi jika saat itu, ada masalah yang terjadi saat saya tidak ke sekolah untuk melaksanakan tugas saya sebagai guru. Selain itu, saya juga pernah merasakan adanya kekurangnyamanan saat harus memberi nilai yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Bahwa sesuai ketentuan, siswa harus mendapatkan nilai minimal di batas KKM, sementara setelah dengan berbagai upaya dilakukan tapi kemampuannya tidak bisa mencapai batas KKM.

 

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

"Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan transformasional, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?" (Nadiem Makarim, 2020)

Saya yakin bahwa pengabilan keputusan ini sangat berpengaruh dalam memerdekakan murid. Sebagai seorang guru, kita harus bisa menuntun dan mendampingi murid kita untuk bisa mengambil keputusannya sendiri yang sesuai dengan keinginan mereka tanpa campur tangan pihak lain.

 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang kodrat alam dan kodrat zaman, seorang pemimpin pembelajaran harus melakukan pengambilan keputusan yang mengutamakan pengembangan potensi murid sesuai kebutuhan belajarnya. Pengembangan potensi murid sebaiknya juga dilakukan dengan memperhatikan perkembangan zaman. 

Seorang guru, sebagai pemimpin pembelajaran seharusnya mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggung jawabkan, serta memiliki dampak jangka panjang, akan membawa murid untuk mengembangkan potensinya dengan optimal. 

Seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang tepat.  Prinsip-prinsip etika itu sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan sebagainya.

Keputusan-keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah, terutama bagi murid. Pendidik adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.Hal inilah yang berpengaruh baik bagi masa depan mereka kelak.

 

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam proses pendidikan, guru hendaknya dapat menggali kebutuhan belajar murid, kemudian melakukan pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdifernsiasi. Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun murid akan menghadapi keadaan yang mengharuskannya memiliki kemampuan mengelola emosi, merencanakan dan mencapai tujuan positif. Selain itu juga perlu kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan positif, merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. Itulah latar belakang seorang guru perlu menerapkan kompetensi sosial dan emosional dalam pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan di sekolah.

Pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah yang menerapkan nilai-nilai, kesepakatan bersama, disiplin positif, maupun tata krama akan mewujudkan terciptanya budaya positif. Warga sekolah ( murid atau rekan sejawat) yang memiliki kendala dalam melaksanakan kegiatannya, dapat dibantu penyelesaiannya melalui coaching. Dalam proses coaching ini, akan membuat seseorang menggali kemampuannya untuk menyelesaikan hambatan yang dihadapi, sehingga keputusan-keputusan yang diambil telah melalui serangkaian pertimbangan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Pertimbangan-pertimbangan yang diambil dalam pengambilan keputusan hendaknya selalu bersumber pada nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Dengan nilai yang dimiliki guru, antara lain mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada murid, maka keputusan yang akan diambil tentu akan berpengaruh positif pada masa depan murid.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran melatih diri untuk melihat situasi/masalah dengan jernih dari berbagai sudut pandang, menggunakan cara penyelesaian yang tepat, dan mempertimbangkan dampak yang diakibatkan. Pengambilan keputusan yang tepat tidak hanya baik untuk diri sendiri, tetapi akan memberikan pembelajaran kepada lingkungan sekitar tentang bagaimana melakukan pengambilan keputusan.

 

Selasa, 15 Maret 2022

Pembelajaran Diferensiasi, Sebuah Konsep Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid

 Penulis : Rakhmawati Wulan Y.

Guru SDIT Alam Al Hikmah Magelang

Teman-teman, pernahkah kita menjumpai murid di kelas yang sangat beragam karakteristiknya ? Pernahkah kita menjumpai murid yang memiliki kendala dalam belajarnya ? Pernahkah kita memahami kendala apa yang dia miliki sehingga menghambat proses belajarnya ?

Pernahkah kita mencoba untuk membantunya belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpihak padanya ? Pernahkah teman-teman mendengar tentang pembelajaran diferensiasi ? Jujur saja, saya juga baru mendengarnya ketika mengikuti program pendidikan guru penggerak ini. Materi ini disampaikan di modul 2.1.

Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Dalam mengelola pembelajaran di kelas, guru seharusnya mengambil keputusan-keputusan yang berorientasi pada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan tersebut seharusnya berkaitan dengan :

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas sehingga guru maupun murid bisa memahaminya dengan baik.
  2. Cara guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Kita tahu, kebutuhan murid di kelas pasti beragam. Nah, di keputusan ini, bagaimana cara guru untuk menyesuaikan pembelajaran yang akan dilakukan dengan kebutuhan belajar murid-muridnya.
  3. Cara guru menciptakan lingkungan belajar yang menarik murid untuk belajar sehingga mereka mau bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
  4. Manajemen kelas yang efektif sehingga guru bisa menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran namun tetap efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan digunakan untuk mendapatkan  informasi tentang pemahaman murid selama proses pembelajaran. Penilaian ini juga dibutuhkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam pembelajaran diferensiasi , kebutuhan murid akan berusaha untuk diakomodasi. Nah, apa sajakah kebutuhan muri dalam belajar itu ? Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid

Kesiapan Belajar (Readiness)

Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang disiapkan dapat mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.  

Di kelas kita, pasti ada beragam kesiapan belajar murid-murid. Salah satu cara sederhana untuk mengetahui kesiapan belajar murid adalah dengan melakukan pretest sebelum kegiatan belajar dimulai. Pretest bisa digunakan untuk murid yang sudah besar, misalnya murid SMP dan SMA. Namun, di sekolah dasar, murid-murid akan kurang nyaman jika setiap akan memulai belajar harus mengerjakan pretest terlebih dahulu. Salah satu solusi apabila kita ingin memetakan kesiapan belajar murid-murid kita tanpa membuat mereka terbebani dan tetap nyaman sebelum belajar, kita bisa menggunakan game sederhana untuk memetakan kesiapan belajar siswa.

Kesiapan belajar murid bukanlah melulu tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.  Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

 

Minat Murid

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:                  

  • membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
  • mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
  • menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
  • meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Sesuai dengan perspektifnya, minat murid ini bisa dibedakan menjadi 2, yaitu minat situasional dan minat individual. Minat situasional merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Dalam kondisi ini, murid akan tertarik pada kegiatan pembelajaran karena gurunya membawakan kegiatan belajar dengan menarik dan menyenangkan. Padahal, sebelumnya murid kurang tertarik pada materi yang akan diajarkan. Minat individual adalah  sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Jadi murid yang memang menyulai materi tertentu, maka dia akan lebih tertarik untuk terus belajar meskipun mungkin gurunya mengajar dengan gaya yang biasa atau bahkan kurang menarik.

Nah, karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan cara apa yang dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar. Kita menyadari bahwa minat murid untuk belajar berbeda-beda. Pada materi yang berbeda, minat seorang murid pun bisa jadi juga berbeda. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memetakan minat murid ini supaya bisa mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang cocok sehingga murid-murid bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan bisa mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Profil Belajar Murid

Profil Belajar murid mengacu pada cara-cara bagaimana murid paling baik belajar. Tujuan dari memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang profil belajar murid sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. 

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, diantaranya adalah :

  • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
  • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  • Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
    1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); 
    2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); 
    3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.

  • Preferensi berdasarkan kecerdasan  majemuk (multiple  intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika. 

Menerapkan pembelajaran diferensiasi di kelas akan sangat banyak manfaatnya bagi murid-murid di kelas, karena dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, akan memperoleh hasil yang optimal. Sebagai seorang guru, kita harus kreatif dan inovatif dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran di kelas. Seorang guru harus bisa menyiapkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan kreativitas dan juga inovasi yang dimiliki, maka guru akan bisa menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang menarik dan bisa mengakomodasi kebutuhan belajar muridnya. Insya Allah, apabila hal ini diterapkan, maka kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan tujuan belajar akan mudah dicapai.

Senin, 08 Maret 2021

 KELENGKENG

( Dimocarpus Longan L. )

Klasifikasi Tanaman Kelengkeng

  • Kingdom : Plantae
  • Infra Kingdom : Streptophyta
  • Sub Kingdom : Viridiplantae
  • Divisi : Tracheophyta
  • Super Divisi : Embryophyta
  • Sub Divisi : Spermatophytina
  • Kelas : Magnoliopsida
  • Ordo : Sapindales
  • Super Ordo : Rosanae
  • Famili : Sapindaceae
  • Genus : Dimocarpus Lour
  • Spesies : Dimocarpus Longan Lour

 

Morfologi Tanaman Kelengkeng

1. Morfologi Akar

Pohon yang dimiliki oleh tanaman kelengkeng ini memiliki ukuran tinggi kira-kira mencapai 40 meter serta batang yang berdiameter 1 meter.

Selain itu, akar dari pohon tanaman kelengkeng merupakan salah satu akar yang berjenis tunggang. Bahkan pohon kelengkeng ini menyediakan berbagai akar samping, kuat dan panjang.

2. Morfologi Batang

Batang dari tanaman kelengkeng memiliki batang yang berkayu keras dengan bentuk yang bulat serta sistem percabangan yang simpodial.

Maksudnya, dimana batang-batang yang memiliki cabang-cabang yang banyak dengan serta arah cabangnya merapat dan mendatar. Pada umumnya permukaan dari batang kelengkeng ini berwarna coklat dan kasar.

3. Morfologi Daun

Berbeda dengan tanaman yang lainnya dimana tanaman kelengkeng ini memiliki daun yang banyak serta ukurannya panjang dan pada bagian ujungnya terlihat meruncing.

Sama seperti tanaman yang lainnya dimana tanaman dari kelengkeng memiliki warna daun hijau yang gelap.

Daun kelengkeng merupakan salah satu daun yang majemuk dengan berhadap-hadapan pada satu tangkai. Biasanya satu tangkai terdiri dari kurang lebih 3 sampai 6 pasang daun.

Dibagian permukaan daun memiliki warna yang hijau tua serta mengkilap. Selain itu struktur daun dari tanaman kelengkeng ini, yaitu menyirip.

4. Morfologi Bunga

Morfologi dari bunga tanaman ini memiliki dua macam yaitu, monoesis dan diesis. Tanaman yang jantan hanya menyediakan staminate (benang sari) saja tanpa adanya harus memperlihatkan pistil (putik).

Bunga kelengkeng merupakan sebuah bunga yang majemuk dengan ukuran yang minimalis dan memiliki warna coklat kekuningan

Pada umumnya perbungaan terdapat flos terminalis atau bagian ujung dan berbentuk seperti payung menggarpu serta bunga mahkota 5 helai.

5. Morfologi Buah

Buah dari kelengkeng ini memiliki ukuran yang relatif kecil dan berbentuk bulat serta didukung dengan dua warna yang berbeda.

Warna yang pertama yaitu warna hijau, dimana buah kelengkeng yang berwarna hijau akan bertanda kalau buah kelengkeng itu masih mudah dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Untuk warna yang kedua yaitu warna coklat yang kekuningan ini bertanda kalau buah kelengkeng dalam keadaan yang sudah tua atau layak untuk dikonsumsi.

Daging dari buah ini agak sedikit tebal serta rasanya manis jika dikonsumsi. Bagian permukaannya seperti berbintil yang kasar, namun ini hanya bergantung pada varietasnya.

6. Morfologi Biji

Biji dari kelengkeng ini berbentuk bulat dengan dua keping yang telah dilapisi dengan biji yang berwarna hitam.

Biji dari tanaman kelengkeng ini memiliki warna yang hitam dengan daging yang berwarna putih. Pada daging kelengkeng telah menyediakan karbohidrat manfaat-manfaat yang sangat bermanfaat bagi anda.

 Manfaat Tanaman Kelengkeng

Kelengkeng adalah buah berbentuk bulat dengan daging berwarna putih yang manis dan berair. Dalam buah lengkeng juga terdapat biji kecil yang bundar berwarna hitam. Buah ini mirip dengan leci, namun memiliki kulit yang cukup keras berwarna kuning kecoklatan.Buah kelengkeng merupakan buah yang rendah kalori dan karbohidrat, bahkan tidak mengandung lemak. Semangkuk kecil lengkeng segar hanya mengandung 17 kalori dan 4 gram karbohidrat. Namun, lengkeng kering memiliki kalori dan karbohidrat yang lebih tinggi, dengan semangkuk kecilnya memiliki kandungan 80 kalori dan 21 gram karbohidrat.Lengkeng juga merupakan sumber vitamin C yang baik. Semangkuk kecil lengkeng segar menyediakan hampir 40 persen dari konsumsi harian vitamin C yang direkomendasikan. Vitamin ini sangat penting untuk kesehatan tulang, pembuluh darah, dan kulit.Selain itu, buah kelengkeng memiliki manfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Berbagai manfaat buah kelengkeng, di antaranya:
  • Membantu diet

Jumlah kalori, lemak, dan karbohidrat yang rendah dalam kelengkeng membuatnya baik untuk dikonsumsi jika Anda sedang menjalani diet rendah kalori. Jadi, Anda pun tidak perlu khawatir saat mengonsumsinya.
  • Melancarkan pencernaan

Lengkeng mengandung serat yang dapat membantu melunakkan tinja dan melancarkan gerakan usus. Selain itu, serat yang terkandung dalam kelengkeng juga mampu meningkatkan kesehatan usus dan menurunkan kolesterol.
  • Melawan radikal bebas

Selain serat, kelengkeng juga mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan yang ada dapat membantu melawan radikal bebas di tubuh yang bisa merusak sel-sel sehat dan menyebabkan penyakit.
  • Mengurangi stres

Lengkeng memiliki antioksidan (polifenol) yang tinggi. Senyawa polifenol, seperti asam galat, dapat menghilangkan radikal bebas penyebab stres. Selain itu, kelengkeng juga memiliki senyawa bioaktif yang dapat mencegah insomnia dan kecemasan.
  • Mengurangi peradangan

Banyaknya vitamin B dan vitamin C yang terkandung dalam kelengkeng dapat membantu penyembuhan dan mengatasi kondisi peradangan kronis, seperti edema, GERD, penyakit iritasi usus, alergi kulit, luka, psoriasis, dan penyakit crohn.
  • Menyehatkan kulit

Mengonsumsi antioksidan kuat yang terkandung dalam buah kelengkeng dapat membuat kulit Anda nampak bersih, cerah, dan bening. Selain itu, kelengkeng juga mampu mengurangi risiko terkena fotosensitivitas (alergi matahari) atau kanker kulit.
  • Mencegah penuaan

Vitamin C dengan jumlah tinggi yang terdapat dalam kelengkeng memiliki peran penting untuk sintesis kolagen yang dapat menjaga kulit tetap kencang dan sehat.Selain itu, kandungan vitamin B, C, dan antioksidan yang terdapat dalam buah ini juga memiliki sifat antipenuaan, dan dapat mengurangi kulit kering, retak, atau terkelupas.
  • Mencegah anemia

Dalam kelengkeng terdapat sejumlah kecil zat besi yang dapat membantu merangsang produksi sel merah dan meningkatkan sirkulasi darah. Hal ini akan membantu Anda terhindar dari anemia.

 

Sumber :

- https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kelengkeng/

- https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-buah-kelengkeng-untuk-kesehatan

- https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/berkebun/bibit-tanaman/jedfdx-jual-bibit-buah-kelengkeng-kristal-madu

PENTINGNYA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR BAGI GURU

  Oleh : Rakhmawati Wulan Y., S.Si. Merdeka belajar adalah program kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ...