Penulis : Rakhmawati Wulan Y.
Guru SDIT Alam Al Hikmah Magelang
Teman-teman,
pernahkah kita menjumpai murid di kelas yang sangat beragam karakteristiknya ?
Pernahkah kita menjumpai murid yang memiliki kendala dalam belajarnya ?
Pernahkah kita memahami kendala apa yang dia miliki sehingga menghambat proses
belajarnya ?
Pernahkah kita mencoba untuk
membantunya belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpihak
padanya ? Pernahkah teman-teman mendengar tentang pembelajaran diferensiasi ?
Jujur saja, saya juga baru mendengarnya ketika mengikuti program pendidikan
guru penggerak ini. Materi ini disampaikan di modul 2.1.
Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran
di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Dalam
mengelola pembelajaran di kelas, guru seharusnya mengambil keputusan-keputusan
yang berorientasi pada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan tersebut seharusnya
berkaitan dengan :
- Kurikulum yang memiliki tujuan
pembelajaran yang didefinisikan secara jelas sehingga guru maupun
murid bisa memahaminya dengan baik.
- Cara guru
menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Kita
tahu, kebutuhan murid di kelas pasti beragam. Nah, di keputusan ini,
bagaimana cara guru untuk menyesuaikan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan kebutuhan belajar murid-muridnya.
- Cara guru menciptakan lingkungan
belajar yang menarik murid untuk belajar sehingga mereka mau bekerja
keras untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
- Manajemen kelas
yang efektif sehingga guru bisa menciptakan prosedur, rutinitas,
metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran
namun tetap efektif.
- Penilaian
berkelanjutan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pemahaman murid selama
proses pembelajaran. Penilaian ini juga dibutuhkan untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.
Dalam
pembelajaran diferensiasi , kebutuhan murid akan berusaha untuk diakomodasi.
Nah, apa sajakah kebutuhan muri dalam belajar itu ? Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability
Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan
belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga
aspek tersebut adalah:
- Kesiapan belajar (readiness)
murid
- Minat murid
- Profil belajar murid
Kesiapan
Belajar (Readiness)
Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah
tugas yang disiapkan dapat mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa
murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang
tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru
tersebut.
Di kelas kita, pasti ada beragam kesiapan belajar
murid-murid. Salah satu cara sederhana untuk mengetahui kesiapan belajar murid
adalah dengan melakukan pretest sebelum kegiatan belajar dimulai. Pretest bisa
digunakan untuk murid yang sudah besar, misalnya murid SMP dan SMA. Namun, di
sekolah dasar, murid-murid akan kurang nyaman jika setiap akan memulai belajar
harus mengerjakan pretest terlebih dahulu. Salah satu solusi apabila kita ingin
memetakan kesiapan belajar murid-murid kita tanpa membuat mereka terbebani dan
tetap nyaman sebelum belajar, kita bisa menggunakan game sederhana untuk
memetakan kesiapan belajar siswa.
Kesiapan belajar murid bukanlah melulu tentang tingkat
intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan
atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau
pengetahuan baru yang akan diajarkan. Tujuan melakukan pemetaan
kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk
memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan
murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.
Minat Murid
Minat merupakan
suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa
tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai
berikut:
- membantu murid menyadari bahwa ada
kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
- mendemonstrasikan keterhubungan antar
semua pembelajaran;
- menggunakan keterampilan atau ide yang
dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan
yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
- meningkatkan motivasi murid untuk
belajar.
Sesuai
dengan perspektifnya, minat murid ini bisa dibedakan menjadi 2, yaitu minat
situasional dan minat individual. Minat situasional merupakan
keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan
pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Dalam kondisi ini, murid akan tertarik
pada kegiatan pembelajaran karena gurunya membawakan kegiatan belajar dengan
menarik dan menyenangkan. Padahal, sebelumnya murid kurang tertarik pada materi
yang akan diajarkan. Minat individual adalah sebuah kecenderungan individu untuk terlibat
dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Jadi murid
yang memang menyulai materi tertentu, maka dia akan lebih tertarik untuk terus
belajar meskipun mungkin gurunya mengajar dengan gaya yang biasa atau bahkan
kurang menarik.
Nah, karena minat adalah salah satu motivator penting
bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka memahami
kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat
mempertimbangkan cara apa yang dapat mempertahankan atau menarik minat
murid-muridnya dalam belajar. Kita menyadari bahwa minat murid untuk
belajar berbeda-beda. Pada materi yang berbeda, minat seorang murid pun bisa
jadi juga berbeda. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memetakan
minat murid ini supaya bisa mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang cocok
sehingga murid-murid bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan bisa
mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Profil Belajar Murid
Profil
Belajar murid mengacu pada cara-cara bagaimana murid paling baik belajar.
Tujuan dari memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah
untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan
efisien. Setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran
tentang profil belajar murid sangat penting agar guru dapat memvariasikan
metode dan pendekatan mengajar mereka.
Profil
belajar murid terkait dengan banyak faktor, diantaranya adalah :
- Preferensi terhadap lingkungan belajar,
misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya,
apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak
terstruktur, dsb.
- Pengaruh Budaya: santai - terstruktur,
pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
- Preferensi gaya belajar. Gaya belajar
adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat
informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
- visual: belajar dengan melihat (misalnya
melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point,
catatan, peta, graphic organizer );
- auditori: belajar dengan mendengar (misalnya
mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan
pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
- kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya
bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki
gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk
menggunakan kombinasi gaya mengajar.
- Preferensi berdasarkan
kecerdasan majemuk (multiple intelligences): visual-spasial,
musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal,
verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
Menerapkan
pembelajaran diferensiasi di kelas akan sangat banyak manfaatnya bagi murid-murid
di kelas, karena dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, akan memperoleh
hasil yang optimal. Sebagai seorang guru, kita harus kreatif dan inovatif dalam
menyiapkan kegiatan pembelajaran di kelas. Seorang guru harus bisa menyiapkan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan kreativitas dan juga inovasi yang
dimiliki, maka guru akan bisa menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang
menarik dan bisa mengakomodasi kebutuhan belajar muridnya. Insya Allah, apabila
hal ini diterapkan, maka kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan tujuan belajar
akan mudah dicapai.