Total Tayangan Halaman

Tampilkan postingan dengan label Guru Belajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Guru Belajar. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Maret 2022

Pembelajaran Diferensiasi, Sebuah Konsep Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid

 Penulis : Rakhmawati Wulan Y.

Guru SDIT Alam Al Hikmah Magelang

Teman-teman, pernahkah kita menjumpai murid di kelas yang sangat beragam karakteristiknya ? Pernahkah kita menjumpai murid yang memiliki kendala dalam belajarnya ? Pernahkah kita memahami kendala apa yang dia miliki sehingga menghambat proses belajarnya ?

Pernahkah kita mencoba untuk membantunya belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpihak padanya ? Pernahkah teman-teman mendengar tentang pembelajaran diferensiasi ? Jujur saja, saya juga baru mendengarnya ketika mengikuti program pendidikan guru penggerak ini. Materi ini disampaikan di modul 2.1.

Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Dalam mengelola pembelajaran di kelas, guru seharusnya mengambil keputusan-keputusan yang berorientasi pada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan tersebut seharusnya berkaitan dengan :

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas sehingga guru maupun murid bisa memahaminya dengan baik.
  2. Cara guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Kita tahu, kebutuhan murid di kelas pasti beragam. Nah, di keputusan ini, bagaimana cara guru untuk menyesuaikan pembelajaran yang akan dilakukan dengan kebutuhan belajar murid-muridnya.
  3. Cara guru menciptakan lingkungan belajar yang menarik murid untuk belajar sehingga mereka mau bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
  4. Manajemen kelas yang efektif sehingga guru bisa menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran namun tetap efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan digunakan untuk mendapatkan  informasi tentang pemahaman murid selama proses pembelajaran. Penilaian ini juga dibutuhkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam pembelajaran diferensiasi , kebutuhan murid akan berusaha untuk diakomodasi. Nah, apa sajakah kebutuhan muri dalam belajar itu ? Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid

Kesiapan Belajar (Readiness)

Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang disiapkan dapat mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.  

Di kelas kita, pasti ada beragam kesiapan belajar murid-murid. Salah satu cara sederhana untuk mengetahui kesiapan belajar murid adalah dengan melakukan pretest sebelum kegiatan belajar dimulai. Pretest bisa digunakan untuk murid yang sudah besar, misalnya murid SMP dan SMA. Namun, di sekolah dasar, murid-murid akan kurang nyaman jika setiap akan memulai belajar harus mengerjakan pretest terlebih dahulu. Salah satu solusi apabila kita ingin memetakan kesiapan belajar murid-murid kita tanpa membuat mereka terbebani dan tetap nyaman sebelum belajar, kita bisa menggunakan game sederhana untuk memetakan kesiapan belajar siswa.

Kesiapan belajar murid bukanlah melulu tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.  Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

 

Minat Murid

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:                  

  • membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
  • mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
  • menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
  • meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Sesuai dengan perspektifnya, minat murid ini bisa dibedakan menjadi 2, yaitu minat situasional dan minat individual. Minat situasional merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Dalam kondisi ini, murid akan tertarik pada kegiatan pembelajaran karena gurunya membawakan kegiatan belajar dengan menarik dan menyenangkan. Padahal, sebelumnya murid kurang tertarik pada materi yang akan diajarkan. Minat individual adalah  sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Jadi murid yang memang menyulai materi tertentu, maka dia akan lebih tertarik untuk terus belajar meskipun mungkin gurunya mengajar dengan gaya yang biasa atau bahkan kurang menarik.

Nah, karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan cara apa yang dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar. Kita menyadari bahwa minat murid untuk belajar berbeda-beda. Pada materi yang berbeda, minat seorang murid pun bisa jadi juga berbeda. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memetakan minat murid ini supaya bisa mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang cocok sehingga murid-murid bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan bisa mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Profil Belajar Murid

Profil Belajar murid mengacu pada cara-cara bagaimana murid paling baik belajar. Tujuan dari memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang profil belajar murid sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. 

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, diantaranya adalah :

  • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
  • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  • Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
    1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); 
    2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); 
    3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.

  • Preferensi berdasarkan kecerdasan  majemuk (multiple  intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika. 

Menerapkan pembelajaran diferensiasi di kelas akan sangat banyak manfaatnya bagi murid-murid di kelas, karena dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, akan memperoleh hasil yang optimal. Sebagai seorang guru, kita harus kreatif dan inovatif dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran di kelas. Seorang guru harus bisa menyiapkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan kreativitas dan juga inovasi yang dimiliki, maka guru akan bisa menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang menarik dan bisa mengakomodasi kebutuhan belajar muridnya. Insya Allah, apabila hal ini diterapkan, maka kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan tujuan belajar akan mudah dicapai.

PENTINGNYA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR BAGI GURU

  Oleh : Rakhmawati Wulan Y., S.Si. Merdeka belajar adalah program kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ...