Total Tayangan Halaman

Selasa, 29 September 2020

Apa Kunci Membuat Tulisan Yang Menarik ?

 


Assalamualaikum wr wb,

Alhamdulillah pagi ini bisa menulis lagi. Saya akan melanjutkan tentang materi kiat menulis yang menarik. Sebelumnya, saya sudah menulis tentang Perlukah Bakat dalam Menulis ? dan Seberapa Penting Motivasi Dalam menulis ? 

Sebuah tulisan, dalam hal ini sebuah cerita fiksi, memiliki beberapa unsur yang menjadi komponen utama tulisan. Namun, bagaimana cara supaya kita bisa meramu sebuah tulisan menjadi menarik orang lain untuk membacanya? Dan, ketika seseorang sudah membaca salah satu tulisan kita, maka dia akan merasa ingin membaca tulisan kita yang lain, karena ada sesuatu yang menariknya. Ingin terus, terus dan terus membaca tulisan kita. Tak jarang, semalaman rela untuk lembur dalam membaca tulisan kita. Penasaran bagaimana endingnya. 

Apa sih kunci tulisan yang menarik itu ?

1. Ide. Dalam KBBI, ide artinya adalah rancangan yang tersusun dalam pikiran ; gagasan ; cita-cita. Ide yang bagus adalah ide yang baru, belum pernah atau jarang diangkat dalam tulisan. Selain itu ide yang banyak dicari adalah ide yang dekat dengan pembaca sehingga akan banyak orang yang merasa terkait. Bisa jadi, ketika membaca sinopsis cerita kita, orang akan tertarik melanjutkan membacanya karena kemiripan ide yang kita angkat dalam tulisan. 

2. Teknik Penyajian Tulisan. Seperti sudah kita pelajari sebelumnya, ada beberapa macam teknik dalam penyajian tulisan. Apa saja ya teknik tersebut ?

a. Judul. Judul merupakan pintu gerbang yang menarik. Judul adalah awalan seorang penulis untuk membuat orang lain tertarik membaca tulisan kita. Membuat judul yang unik akan menjadi daya tarik tersendiri. Namun, usahakan membuat judul yang sesuai dengan isi cerita kita. Jangan sampai kita membuat judul yang menarik tapi tidak ada kaitannya dengan tulisan kita. 

b. Konflik. Konflik dalam cerita bisa diibaratnya nyawanya tulisan. Dalam cerita fiksi penyajian konflik ini yanga akan mengaduk-aduk perasaan pembaca. Semakin kuat konfliknya, maka semakin kuat pula keinginan pembaca untuk melanjutkan membaca tulisan kita. Dalam tulisan nonfiksi, konflik ini bisa diartikan sebuah gagasan yang kuat. 

c. Setting. Apa sih setting itu ? Sebuah tulisan fiksi pasti memiliki setting atau lebih umum disebut latar. Bagaimana kita bisa menghadirkan warna lokal yang kuat dalam tulisan kita. Jika setingya di daerah perkotaan , maka kita bisa menunjukkan bagaimana sih keadaan suasana di kota itu. Begitu pula sebaliknya, misalnya kita mengambil setting di daerah Jawa. Kita harus mampu menggambarkan warna lokal daerah Jawa, mungkin adatnya, kebiasaan masyarakatnya, lokasi geografisnya, karakter penduduknya dan sebagainya. Semakin kuat kemampuan kita dalam menghadirkan setting ini maka orang yang membaca tulisan kita akan semakin hanyut untuk menyelami cerita dalam tulisan kita. 

d. Penokohan. Buatlah sebuah penokohan yang menarik. Lengkap dengan keunikan atau karakter yang kuat. karakter yang dibangun dalam sebuah tulisan akan menjadi pakaian tulisan tersebut. Jika kita tidak mampu menghadirkan penokohan yang menarik, maka tulisn kita akan hambar, dan tidak disukai oleh pembacanya. Supaya kita bisa membuat penokohan yang menarik, banyaklah membaca tulisan-tulisan orang lain. Cermati bagaimana penokohan itu dimunculkan. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak referensi kita dalam memilih penokohan yang menarik.

e. Bentuk Cerita. bentuk cerita ini bisa dibuat dengan adanya alur cerita. Apakah alurnya maju, mundur, atau kombinasi. Pilihan kita dalam menentukan alur akan mementukan menarik atau tidaknya sebuah tulisan. Perpindahan alur dalam cerita juga sangat penting untuk dicermati. Bagaimana kita bisa membuat peralihan alur dengan halus, sehingga pembaca tidak merasa bahwa kita sedang beralih alur.

f. Ending Yang Berkesan. Ending sebuah tulisan akan sangat ditunggu-tunggu pembaca. Kadang, karena tidak sabar, seseorang akan membaca endingnya dulu seperti apa. Membuat ending yang tidak terpikirkan sepebumnya oleh pembaca akan membuat tulisan kita menarik. Apalagi ending yang bisa membuat pembaca bisa memaafkan kesalahan penulis. Sebagai penulis, tak jarang kita membuat kesalahan dalam membuat tulisan. Atau mungkin alur yang kita bangun tidak sesuai keinginan pembaca. Namun semua itu bisa dimaafkan karena kita menutup tulisan dengan sangat baik. Pembaca pun tidak akan mempermasalahkan kesalahan yang kita buat sebelumnya.  Lalu bagaimana caranya, supaya kita bisa membuat ending yang berkesan ? Mari kita rajin  membaca karya-karya penulis besar dan mengamati bagaimana mereka menutup ceritanya. 

Nah, demikian uraian tenatng kunci membuat tulisan yang menarik. Kunci ini lebih dikhususkan untuk pembuatan cerita fiksi ya teman-teman. Semoga bermanfaat dan menjadi salah satu pedoman kita dalam menulis. 

Wassalamualaikum wr wb


Sabtu, 26 September 2020

Seberapa Pentingkah Motivasi Dalam Menulis ?

 

 


Assalamualaikum wr wb

Melanjutkan materi sebelumnya, tentang kiat menulis yang menarik. Kita akan membahas tentang motivasi dalam menulis. Dalam KBBI, arti motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi motivasi itu pasti dibutuhkan dalam setiap tindakan kita. Tanpa motivasi, kita tidak akan merasa tergerak untuk melakukan sesuatu. Apapun itu. Bukan hanya menulis. Seseorang yang lapar punya motivasi untuk makan supaya kenyang, sehingga dia akan terdorong untuk berjalan ke dapur, mengambil makanan dan memakannya.  Sama halnya juga kita belajar, pasti ada motivasinya, yaitu supaya bisa mengerjakan ujian, untuk mendapatkan ilmu baru atau motivasi lainnya. Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Nah, sekarang coba pikirkan apa motivasi kita dalam menulis ?

Ketika memulai menulis, kita harus punya alasan yang kuat. Alasan tersebut akan menjadi motivasi utama dalam menulis. Dengan adanya alasan kuat, maka kita akan mampu bertahan meskipun banyak godaan dan hambatan saat menulis. Seseorang yang memiliki alasan kuat untuk menulis, maka dia akan mampu melalui hambatan yang dihadapinya. 

Di dunia ini sebenarnya tidak ada orang yang malas, yang ada adalah orang yang tidak termotivasi. Orang tanpa motivasi akan enggan melakukan sesuatu. Dia tidak punya tujuan dan alasan yang kuat mengapa harus melakukan sesuatu. Sehingga dia pun tidak melakukan apapun. Coba kita flasback ke diri kita masing-masing, apakah benar seperti itu ? 

Dalam menulis,tiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Secara umum, saya akan menuliskan beberapa motivasi yang biasa ditemui saat seseorang mulai menulis.

1. Untuk menginspirasi orang lain.  Banyak orang menulis untuk menginspirasi orang lain. Biasanya penulis dengan motivasi seperti ini memiliki banyak pengalaman yang akan dia tuliskan. Harapannya orang yang membaca tulisannya akan terinspirasi dan bisa melakukan hal yang sama.

2. Untuk menjadi penyejuk di lingkungan. Pernahkan kita menemui sebuah lingkungan yang terlalu banyak energi negatifnya ? Di media sosial misalnya, ketika ada seseorang yang mengunggah sesuatu yang kurang pas maka akan banyak komentar yang negatif. Jangankan unggahan yang kurang pas, unggahan yang menurut sebagian orang baik pun, bisa mendapat komentar negatif jika diunggah di lingkungan yang heterogen. Maka, menjadi penyejuk merupakan pilihan beberapa orang dalam menulis. Bagaimana caranya ? Dengan memberikan masukan yang bijaksana apapun keadaannya.

3. Mendapatkan Royalti. Tak sedikit beberapa orang memulai menulis karena tergiur oleh iming-iming royalti. Mereka melihat penulis yang sudah sukses bisa mendapatkan royalti seumur hidup dari sebuah buku. Bayangkan jika ada banyak buku yang ditulis, berapa royalti yang bisa diperoleh ? Memang benar, kegiatan menulis bisa menghasilkan royalti, namun jangan salah, mereka para penulis ternama bisa memperoleh hasil besar dengan jerih payah dan kerja keras. Bukan sekedar menulis kemudian mendapatkan uang. Mereka juga pasti pernah gagal. Proses sebuah buku bisa menjadi best seller kemudian dipinang oleh produser itu butuh waktu yang tidak sebentar. Bisa 10 tahun, 15 tahun, bahkan ketika penulisnya sudah meninggal, karyanya baru mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Jadi, tergiur oleh royalti itu boleh, tapi jangan mengharap secara instan. Semua butuh proses dan kerja keras.

4. Media Pengembangan Diri. Menulis buku bisa menjadi arena aktualisasi kemampuan diri. Saat ini banyak guru yang senang menulis karena bisa dimanfaatkan untuk menambah kredik saat kenaikan pangkat. Apalagi sekarang, banyak muncul penerbit indie yang memberikan janji manis. Tak perlu kriteria khusus, semua tulisan bisa dicetak menjadi buku. Lain halnya dulu, ketika hanya ada penerbit mayor, banyak penulis pemula yang kapok menulis karena terlalu sering ditolak oleh penerbit. 

5. Sebagai Investasi Akhirat. Memberikan nasehat baik merupakan salah satu kebaikan bagi kita. Bahkan ada hadits dari Nabi Muhammad SAW yang berbunyi " Sampaikanlah dariku, walau satu ayat." (HR Bukhari). Apa maksudnya ? Mengajarkan sesuatu itu adalah sebuah kebaikan. Jangan bilang bahwa kita bukan seorang kyai atau ulama. Siapapun kita, kita bisa mengajarkan sesuatu pada orang lain, sesuai kemampuan kita. Jika orang lain menerima dan mau melaksanakan nasehat kebaikan dari kita maka kita akan mendapatkan pahala. Itu berarti kita sudah menabung untuk akhirat kita. Semakin banyak kebaikan yang kita ajarkan pada orang lain, maka semakin besar pula investasi kita di akhirat nanti.

Nah, mari kita lihat diri kita masing-masing. Motivasi apa yang paling kuat dalam menulis ? Motivasi ini harus kita bangun sedini mungkin, apabila kita ingin sukses menjadi penulis ternama. Dengan adanya motivasi yang kuat bisa menjadi tameng kita ketika ada penghalang yang menghadang. Insya Allah semua akan menjadi mudah bila memiliki motivasi yang kuat.


Kamis, 24 September 2020

Perlukah Bakat Dalam Menulis ?

 


 Assalamualaikum wr wb

Beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja saya menemukan video lifestreaming mbak Asma Nadia tentang kiat menyusun penulisan yang baik. Siapa yang tidak tahu dengan Asma Nadia ? Seorang novelis yang sudah menuliskan banyak buku. Bahkan ada beberapa yang sudah difilmkan. Menurut beliau, menulis itu adalah profesi yang sangat mudah, dan semua orang mempunyai peluang yang sama untuk menulis. Menulis itu adalah profesi yang fleksibel. Bisa dilakukan kapanpun, dimanapun dan bisa dihubungkan dengan profesi apapun. Jadi, seorang guru bisa menulis, dokter bisa menulis, pengusaha pun bisa menulis. Siapa pun. Tanpa mengenal batas, status sosial dan usia. Nah, satu point untuk kita ya.... kita punya peluang yang sama untuk menjadi penulis.

 Lalu, apa yang membedakan seseorang bisa menjadi penulis yang handal ? Yang karya-karyanya banyak digemari oleh para pembaca, sehingga karya-karya selanjutnya selalu ditunggu-tunggu.  Dan, banyak produser yang terpikat untuk mengangkatnya menjadi sebuah film. Ada beberapa hal yang saya garis bawahi dari penjelasan mbak Asma Nadia. 

Apakah menulis itu perlu bakat ? Ternyata bakat menulis itu hanya menyumbang 5 % dari keberhasilan seseorang dalam menulis. Mungkin ada beberapa orang yang punya bakat menulis sejak kecil. Tapi itu tidak masalah bagi kita yang tidak punya bakat menulis. Karena prosentasenya hanya 5% ! Kemudian  5% yang lain adalah keberuntungan. Mungkin ada seseorang yang sedang belajar menulis memiliki keberuntungan untuk berkenalan dengan penerbit besar lebih dulu. Atau dengan seorang produser film. Itu adalah sebuah keberuntungan. Tapi tidak menjadi hal utama terhadap keberhasilan dalam menulis. Jadi, sisanya apa ? Supaya kita bisa berhasil menjadi seorang penulis yang handal dengan karya-karya yang istimewa ?

Kuncinya adalah perbanyak berlatih, tingkatkan jam terbang dalam menulis. 90% keberhasilan ada dalam diri kita masing-masing. kerja keras kita sendiri yang bisa mengantarkan kita menjadi penulis yang handal. Seorang penulis butuh banyak literasi, karena bisa memperkaya kosakata kita. Banyaklah membaca buku-buku yang kita minati. Jika kita menyukai menulis cerita fiksi, novel misalnya, maka bacalah novel-novel yang menarik bagi kita. Amati bagaimaan cara penulis membuat alur cerita, membuat konflik yang menegangkan dan bagaimana seorang penulis bisa menutup ceritanya dengan kesan yang mendalam. Semakin banyak kita membaca, imajinasi kita akan semakin kaya.

Sama halnya dengan menulis non fiksi, banyaklah membaca buku yang berkaitan dengan apa yang kita tulis. Perbanyak riset. KIta bisa melakukan riset dengan wawancara kepada ahlinya, mencari laporan yang sesuai dan apapun yang bisa memperkaya pengetahuan kita. 

Nah, sekarang kita semakin yakin bahwa menulis itu mudah. Menulis tidak membutuhkan bakat khusus. Kunci keberhasilan ada di tangan kita sendiri. Maka, mulailah dari sekarang untuk banyak membaca dan mulai untuk menulis. 

Wassalamualaikum wr. wb


Minggu, 20 September 2020

HP CORONA

 

Hari ini cuacanya sangat suram, seperti halnya perasaanku saat ini. Suram karena mulai hari ini semua libur sekolah karena ada corona. Apa sih corona itu ? Virus kecil yang kabarnya bisa mematikan manusia. Karena itulah semua orang diminta tetap di rumah. Belajar di rumah, bekerja di rumah, sampai belanja juga dari rumah. Kata ibuku, kami harus menjaga diri untuk tidak bertemu dengan orang lain supaya virus corona yang berkeliaran di mana-mana tidak bisa menulari kami. Kami harus selalu cuci tangan pakai sabun selama 20 detik. Kami juga harus pakai masker jika keluar rumah. Sebenarnya seperti apa sih virus corona itu ? Kenapa semua orang harus waspada akan keberadaannya ?

***

Pagi hari aku bangun jam 05:00 pagi. Aku dan adikku, Lilla akan  berkeliling komplek naik sepeda. Meskipun ibu berpesan supaya tetap di rumah, tapi aku bosan. Tiap hari di rumah. Aku berjanji untuk tetap menjaga kebersihan dan pakai masker saat bersepeda. Ibu pun mengiyakan. Setelah beberapa kali memutari komplek, tiba-tiba Lilla berteriak padaku.

“Kak Vira, udah jam berapa nih ?” tanya Lilla padaku.

“Jam 06:30,” jawabku sambal melihat jam di tanganku. “Memangnya Lilla mau ngapain?” lanjutku bertanya.

“Pulang, yuk ! Sudah siang.” Lilla berkata seperti terburu-buru akan melakukan sesuatu.

“Ya udah putar lewat sana ya” , sahutku menunjuk jalan pulang.

Setelah sampai rumah, aku dan Lilla memarkir sepeda di garasi ayah. Lilla terlihat sangat sangat terburu-buru.

“Lilla, kenapa kamu buru-buru sekali?” tanyaku penasaran.

“Iiih kakak ini, ayo cepat dong. Nanti kita terlambat !” Lilla berlari menyambar handuk lalu masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi, aku yang masih penasaran bertanya lagi pada Lilla.

“Memangnya Lilla mau kemana, sih ?  Kok buru-buru ?” aku masih penasaran dengan sikap Lilla.

“Sekolah dong, Kak….! Gimana sih kakak ini ?!” Lilla menjawab sewot.

“ Ya ampun Lilla…..! Sekarang kita libur !” Jawabku agak geli.

“Kakak, sekarang bukan hari Minggu. Kok libur ?” Lilla agak bingung.

“Corona…., Lilla !” Jawabku datar.

“Eh iya,  aduh lupa aku !” kata Lilla tersipu malu.

***

Bu Yanti, guruku menginformasikan bahwa pagi ini kami belajar untuk masuk kelas online. Kami belajar di kelas maya, google classroom. Aku dan Lilla memiliki kelas masing-masing. Aku kelas lima dan Lilla kelas satu SD. Tugas kami juga berbeda-beda sesuai materi di kelas.

“Asyik ya, aku bisa pakai HP terus saat di rumah. Padahal sebelum ada corona, ibu hanya memberiku izin untuk pegang HP saat hari Sabtu atau Minggu saja. Memang, corona ini mengerti banget keinginanku.” Aku tersenyum sendiri membayangkan bisa nonton youtube sepuasnya. Bisa main game sampai beberapa level.

***

Aku sedang asyik memberi makan ikan koiku di akuarium, ketika tiba-tiba Lilla berteriak padaku.

“ Kakak, sini deh. Ada berita viral !”

Aku duduk di samping Lilla sambil menyaksikan berita di televisi.

“ Seorang anak usia 5 tahun demam, lalu meninggal dunia di rumah sakit. Jenazah anak tersebut tidak diurus karena warga mengira anak tersebut terkena corona.  Sang ayah mengatakan bahwa anaknya hanya demam tinggi lalu anak tersebut diambil secara paksa dan dilarikan ke rumah sakit. Hal itu pun membuat sang orangtua tersebut marah dan protes secara langsung kepada petugas rumah sakit. Padahal setelah dites SWAB, hasilnya negatif. “

“Huhuhu, kasihan banget ya, Kak !” Lilla mengusap air matanya. “ Masak hanya karena Corona anak tak bersalah ikut kena juga.”

“ Yaudah, Lil, mulai saat ini kita kalau pergi pakai masker, ya, meskipun dekat. Selalu jaga kebersihan. Jangan lupa cuci tangan!” kataku. “Oh iya, jangan lupa bawa hand sanitizer juga!” Sahutku kembali.

“ Dah ya Lil, kakak mau kerjain tugas dulu baru nanti main bareng sama kamu. Dah matikan dulu televisinya.” Aku masuk ke kamar untuk mengerjakan tugas.

***

 

Aku melihat tugas di Google classroom. Tugas hari ini adalah membuat video kreatif  bertema Corona untuk mengajak masyarakat supaya tetap waspada pada corona.  Aku mencari ide untuk membuat video.

“Ah, aku mau cari ide di youtube aja. Sekalian nonton… hihihi.” Gumamku senang. Setelah beberapa waktu, ibu memanggilku.

“ Vira, kamu sedang apa ?” Ibu masuk ke kamarku sambil bertanya padaku.

“ Nonton bu.” Jawabku pendek sambal tetap melihat ke HP.

“Tugas sekolah?” tanya ibu lagi.

“ Tidak bu, nonton film kartun ini. Lucu deh bu. “ Kataku melanjutkan.

Ibu duduk di sampingku. Lalu mengambil HP di tanganku perlahan.

“Vira, memakai HP itu boleh, tapi ada waktunya. Ibu mengizinkan Vira pakai HP untuk mengerjakan tugas sekolah. Bukan untuk nonton.” Ibu berkata lembut padaku.

“ Aah ibu pelit ! Kan sekalian bu, mengerjakan tugas sambil nonton.” Kataku manyun.

“ Vira, kemarin ibu ada pertemuan di sekolahmu. Ada penjelasan tentang penggunaan HP bagi anak-anak di rumah. Sekolahmu menggunakan google classroom untuk belajar. Kenapa ? Supaya kalian bisa lebih leluasa mengerjakan tugas. Dan bisa mengontrol penggunaan HP di rumah. Kata bu guru, kalian boleh meminjam HP saat melihat tugas yang harus dikerjakan hari ini. Setelah itu, HPnya dimatikan. Kalian mengerjakan tugasnya. Kalau sudah selesai, baru dinyalakan lagi untuk mengirimkan tugasnya. Begitu….” Kata ibu panjang lebar.  

“ Jadi sekarang HP nya ibu simpan dulu ya, nanti kalau sudah mau mengirimkan tugas, kamu boleh meminjamnya lagi.”

“Ya bu,” jawabku lemas.  

***

            Setelah ibu keluar dari kamarku, aku pikirkan kata-kata ibu. “Benar juga sih, kalau aku pegang HP terus, aku jadi malas ngapa-ngapain. Maunya nonton terus….”. Aku termangu. Aku melihat jam dinding di kamarku.

“ Aaaah, aku belum sholat ashar….!” Aku berteriak lalu segera ke kamar mandi ambil air wudhu dan segera sholat.

***

            Setelah sholat, aku menemui ibu. “ Bu, maafin Vira ya, beberapa hari lalu Vira tidak tertib. Vira pinjam HP ibu untuk nonton. Padahal bilangnya buat mengerjakan tugas. Vira janji deh, akan mendengarkan nasehat ibu.” Kataku sambil memeluk ibu.

“Alhamdulillah, Vira sholihah, terima kasih sudah mau mengerti ya. Semua itu untuk kebaikanmu juga. Kalau kamu nonton terus di HP, matamu bisa sakit. Mau? “ kata ibu. “ Lagian kalau kamu malas bergerak karena keenakan nonton, nanti badanmu jadi gembul lo….” Ibu menggodaku.

“Aaah tidak mau !” Aku menjawab.

“Ya sudah, pergi olahraga sana sama Lilla.”Ibu mendorongku keluar.

Akhirnya aku dan Lilla pergi ke halaman depan bermain badminton. Biar tidak bosan di dalam rumah. Tapi kami tetap memakai masker, lo. Dan cuci tangan setelah badminton.

***

S E L E S A I

***

ELLI, GAJAH YANG HEBAT



Hari ini matahari bersinar cerah.  Tiga sahabat, Momo, Cici dan Zizi sedang bermain bersama di hutan “Ayo kita main ke pinggir sungai,”  Momo mengajak Cici kelinci dan Zizi zebra  bermain bersama. “ Di sana banyak tanaman buah-buahan. Kalau kita lapar, kita tinggal memetik buah dan memakannya sampai kenyang,”  tambah Momo. “Iya, aku juga haus, aku ingin minum di sungai. “ Zizi menimpali.

Momo, Cici dan Zizi berjalan bersama-sama ke pinggir sungai.  Mereka berjalan-jalan sambil sesekali bercanda. Momo bergelantungan di dahan pohon. Zizi sesekali melompat jika ada batu di jalan. Cici, yang paling kecil pun dengan sigap akan melompat jika menemui akar pohon yang menyembul dari tanah. Mereka sangat bergembira bermain bersama.

Sampai di pinggir sungai, ada seekor binatang  yang sedang minum air sungai. Cici terkejut melihat badan binatang itu yang sangat besar. Telinganya lebar dan dia minum dengan hidungnya yang sangat besar. “ Jangan main di sini yuk, aku takut bertemu binatang itu. “Kata cici sambil menunjuk ke arah binatang yang dimaksud.  “ Aaah, binatang itu sangat besar, pasti makannya juga banyak.  Bisa-bisa buah-buahan di sini nanti akan dihabiskannya.” Seru Momo. Zizi pun mengiyakan. “ Iya, ayo kita pergi ke tempat lain saja.”

Akhirnya mereka beralih dari pinggir sungai dan bermain di tepi telaga.

Elli, binatang yang besar itu tidak menyadari kehadiran Momo, Cici dan Zizi. Dia sangat kehausan dan kelelahan karena beberapa hari berjalan di hutan. Elli sedih teringat kejadian kemarin. Teman-teman dan ayahnya meninggalkannya di hutan saat ada pemburu yang datang. Mereka meninggalkan Elli karena kaki Elli terluka saat berlari. Kakinya tergores dahan yang patah. “ Ya Allah, semoga kakiku bisa segera sembuh, supaya aku bisa berlari cepat lagi.” Elli mengusap-usap kakinya yang terluka dengan belalainya. “Untung saja pemburu itu tak menemukanku“ .  Elli bergumam sendiri. “Aku rindu pada ayah dan ibu, aku takut sendirian di sini. ” Elli mulai menangis.

Sementara di tengah hutan,  Momo, Cici dan Zizi sedang bermain petak umpet. Kali ini yang bertugas menjadi penjaga adalah Zizi. “ Ayo cari aku,” seru Momo di atas pohon. Dia bersembunyi di rerumpunan daun di atas pohon. Zizi kebingungan mendengar suara Momo tapi dicari-cari tidak ketemu. Cici bersembunyi di belakang batu besar, tak jauh dari tempat Zizi berdiri.

Momo terkejut saat melihat ke arah barat. Dari atas pohon dia melihat ada asap mengepul. Sepertinya ada kebakaran. “ Kebakaran.....kebakaran....” teriak Momo. Dia lupa kalau dia sedang bermain petak umpet. Dia langsung turun dan menemui teman-temannya. Cici juga keluar dari persembunyiannya.  “ Teman-teman, aku liat ada asap di sebelah sana.” Momo menunjuk ke suatu arah. “ Ayo kita segera ke sana. Jangan sampai api membakar seluruh hutan ini. “ Serunya, sambil berlari ke arah sumber asap. Cici dan Zizi segera mengikutinya.

Sesampai di sumber asap, mereka melihat api berkobar kemana-mana. Api cepat sekali melalap daun dan ranting kering di sekitarnya.  “Kita harus mengambil air untuk memadamkannya.” Momo memerintah teman-temannya. “ Kita ambil air pakai apa, Mo? Tempat ini jauh dari sungai.” Momo diam berpikir. “ Ah iya, kita tidak punya ember. Padahal api cepat sekali menyebar....harus segera dipadamkan.” Bisik Momo lirih. Dia mulai putus asa.

“ Aku tahu caranya!”  terdengar sebuah suara dari balik pohon. Ya, itu adalah Elli. Kebetulan Elli sedang beristirahat tidak jauh dari tempat kebakaran itu. Dia segera bergabung dengan Momo dan teman-temannya. “Kalian tunggu di sini ya, aku akan mengambil air di sungai. Usahakan supaya api tidak menyebar kemana-mana.” Meskipun Momo dan teman-temannya bingung bagaimana cara Elli mengambil air, tapi mereka menuruti perkataan Elli. Zizi mengambil daun-daun yang masih basah oleh embun dan menaruhnya dia atas api. Tapi belum juga berhasil memadamkan api.

Dari arah sungai, Momo berlari ke arah api. Dan “ Wuuuuuuusssssshhhhh!!!” Elli menyemprotkan air dari belalainya ke arah api. Tidak lama kemudian api pun padam. “ Hore .....!!!! Apinya sudah padam, seru Cici sambil melompat-lompat kegirangan. “Terima kasih sudah membantu kami,”  kata Momo pada Elli. “ Sama-sama... Kenalkan namaku Elli”. Elli memperkenalkan diri. Momo, Cici dan Zizi menyambut gembira.

“ Elli, maaf ya, kemarin kami melihatmu di sungai. Tapi kami tidak menegurmu. Aku takut melihat badanmu yang besar. Aku juga jijik melihat hidungmu yang panjang itu.” Eli meminta maaf. “ Aku juga minta maaf Elli, aku takut buah-buahan di hutan ini habis kamu makan karena badanmu yang besar. Pasti makanmu juga banyak.” tambah Momo.        “ Tapi sekarang kita tahu kan,  ternyata hidung Elli yang panjang itu banyak manfaatnya.  Kita tak perlu ember untuk mengambil air di sungai. “ gurau Zizi. Akhirnya mereka bisa bermain bersama.  Alhamdulillah Elli sudah tidak kesepian lagi.

PENTINGNYA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR BAGI GURU

  Oleh : Rakhmawati Wulan Y., S.Si. Merdeka belajar adalah program kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ...