Total Tayangan Halaman

Tampilkan postingan dengan label cerita fabel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita fabel. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 September 2020

ELLI, GAJAH YANG HEBAT



Hari ini matahari bersinar cerah.  Tiga sahabat, Momo, Cici dan Zizi sedang bermain bersama di hutan “Ayo kita main ke pinggir sungai,”  Momo mengajak Cici kelinci dan Zizi zebra  bermain bersama. “ Di sana banyak tanaman buah-buahan. Kalau kita lapar, kita tinggal memetik buah dan memakannya sampai kenyang,”  tambah Momo. “Iya, aku juga haus, aku ingin minum di sungai. “ Zizi menimpali.

Momo, Cici dan Zizi berjalan bersama-sama ke pinggir sungai.  Mereka berjalan-jalan sambil sesekali bercanda. Momo bergelantungan di dahan pohon. Zizi sesekali melompat jika ada batu di jalan. Cici, yang paling kecil pun dengan sigap akan melompat jika menemui akar pohon yang menyembul dari tanah. Mereka sangat bergembira bermain bersama.

Sampai di pinggir sungai, ada seekor binatang  yang sedang minum air sungai. Cici terkejut melihat badan binatang itu yang sangat besar. Telinganya lebar dan dia minum dengan hidungnya yang sangat besar. “ Jangan main di sini yuk, aku takut bertemu binatang itu. “Kata cici sambil menunjuk ke arah binatang yang dimaksud.  “ Aaah, binatang itu sangat besar, pasti makannya juga banyak.  Bisa-bisa buah-buahan di sini nanti akan dihabiskannya.” Seru Momo. Zizi pun mengiyakan. “ Iya, ayo kita pergi ke tempat lain saja.”

Akhirnya mereka beralih dari pinggir sungai dan bermain di tepi telaga.

Elli, binatang yang besar itu tidak menyadari kehadiran Momo, Cici dan Zizi. Dia sangat kehausan dan kelelahan karena beberapa hari berjalan di hutan. Elli sedih teringat kejadian kemarin. Teman-teman dan ayahnya meninggalkannya di hutan saat ada pemburu yang datang. Mereka meninggalkan Elli karena kaki Elli terluka saat berlari. Kakinya tergores dahan yang patah. “ Ya Allah, semoga kakiku bisa segera sembuh, supaya aku bisa berlari cepat lagi.” Elli mengusap-usap kakinya yang terluka dengan belalainya. “Untung saja pemburu itu tak menemukanku“ .  Elli bergumam sendiri. “Aku rindu pada ayah dan ibu, aku takut sendirian di sini. ” Elli mulai menangis.

Sementara di tengah hutan,  Momo, Cici dan Zizi sedang bermain petak umpet. Kali ini yang bertugas menjadi penjaga adalah Zizi. “ Ayo cari aku,” seru Momo di atas pohon. Dia bersembunyi di rerumpunan daun di atas pohon. Zizi kebingungan mendengar suara Momo tapi dicari-cari tidak ketemu. Cici bersembunyi di belakang batu besar, tak jauh dari tempat Zizi berdiri.

Momo terkejut saat melihat ke arah barat. Dari atas pohon dia melihat ada asap mengepul. Sepertinya ada kebakaran. “ Kebakaran.....kebakaran....” teriak Momo. Dia lupa kalau dia sedang bermain petak umpet. Dia langsung turun dan menemui teman-temannya. Cici juga keluar dari persembunyiannya.  “ Teman-teman, aku liat ada asap di sebelah sana.” Momo menunjuk ke suatu arah. “ Ayo kita segera ke sana. Jangan sampai api membakar seluruh hutan ini. “ Serunya, sambil berlari ke arah sumber asap. Cici dan Zizi segera mengikutinya.

Sesampai di sumber asap, mereka melihat api berkobar kemana-mana. Api cepat sekali melalap daun dan ranting kering di sekitarnya.  “Kita harus mengambil air untuk memadamkannya.” Momo memerintah teman-temannya. “ Kita ambil air pakai apa, Mo? Tempat ini jauh dari sungai.” Momo diam berpikir. “ Ah iya, kita tidak punya ember. Padahal api cepat sekali menyebar....harus segera dipadamkan.” Bisik Momo lirih. Dia mulai putus asa.

“ Aku tahu caranya!”  terdengar sebuah suara dari balik pohon. Ya, itu adalah Elli. Kebetulan Elli sedang beristirahat tidak jauh dari tempat kebakaran itu. Dia segera bergabung dengan Momo dan teman-temannya. “Kalian tunggu di sini ya, aku akan mengambil air di sungai. Usahakan supaya api tidak menyebar kemana-mana.” Meskipun Momo dan teman-temannya bingung bagaimana cara Elli mengambil air, tapi mereka menuruti perkataan Elli. Zizi mengambil daun-daun yang masih basah oleh embun dan menaruhnya dia atas api. Tapi belum juga berhasil memadamkan api.

Dari arah sungai, Momo berlari ke arah api. Dan “ Wuuuuuuusssssshhhhh!!!” Elli menyemprotkan air dari belalainya ke arah api. Tidak lama kemudian api pun padam. “ Hore .....!!!! Apinya sudah padam, seru Cici sambil melompat-lompat kegirangan. “Terima kasih sudah membantu kami,”  kata Momo pada Elli. “ Sama-sama... Kenalkan namaku Elli”. Elli memperkenalkan diri. Momo, Cici dan Zizi menyambut gembira.

“ Elli, maaf ya, kemarin kami melihatmu di sungai. Tapi kami tidak menegurmu. Aku takut melihat badanmu yang besar. Aku juga jijik melihat hidungmu yang panjang itu.” Eli meminta maaf. “ Aku juga minta maaf Elli, aku takut buah-buahan di hutan ini habis kamu makan karena badanmu yang besar. Pasti makanmu juga banyak.” tambah Momo.        “ Tapi sekarang kita tahu kan,  ternyata hidung Elli yang panjang itu banyak manfaatnya.  Kita tak perlu ember untuk mengambil air di sungai. “ gurau Zizi. Akhirnya mereka bisa bermain bersama.  Alhamdulillah Elli sudah tidak kesepian lagi.

PENTINGNYA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR BAGI GURU

  Oleh : Rakhmawati Wulan Y., S.Si. Merdeka belajar adalah program kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ...