Total Tayangan Halaman

Tampilkan postingan dengan label cerita anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita anak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 September 2020

HP CORONA

 

Hari ini cuacanya sangat suram, seperti halnya perasaanku saat ini. Suram karena mulai hari ini semua libur sekolah karena ada corona. Apa sih corona itu ? Virus kecil yang kabarnya bisa mematikan manusia. Karena itulah semua orang diminta tetap di rumah. Belajar di rumah, bekerja di rumah, sampai belanja juga dari rumah. Kata ibuku, kami harus menjaga diri untuk tidak bertemu dengan orang lain supaya virus corona yang berkeliaran di mana-mana tidak bisa menulari kami. Kami harus selalu cuci tangan pakai sabun selama 20 detik. Kami juga harus pakai masker jika keluar rumah. Sebenarnya seperti apa sih virus corona itu ? Kenapa semua orang harus waspada akan keberadaannya ?

***

Pagi hari aku bangun jam 05:00 pagi. Aku dan adikku, Lilla akan  berkeliling komplek naik sepeda. Meskipun ibu berpesan supaya tetap di rumah, tapi aku bosan. Tiap hari di rumah. Aku berjanji untuk tetap menjaga kebersihan dan pakai masker saat bersepeda. Ibu pun mengiyakan. Setelah beberapa kali memutari komplek, tiba-tiba Lilla berteriak padaku.

“Kak Vira, udah jam berapa nih ?” tanya Lilla padaku.

“Jam 06:30,” jawabku sambal melihat jam di tanganku. “Memangnya Lilla mau ngapain?” lanjutku bertanya.

“Pulang, yuk ! Sudah siang.” Lilla berkata seperti terburu-buru akan melakukan sesuatu.

“Ya udah putar lewat sana ya” , sahutku menunjuk jalan pulang.

Setelah sampai rumah, aku dan Lilla memarkir sepeda di garasi ayah. Lilla terlihat sangat sangat terburu-buru.

“Lilla, kenapa kamu buru-buru sekali?” tanyaku penasaran.

“Iiih kakak ini, ayo cepat dong. Nanti kita terlambat !” Lilla berlari menyambar handuk lalu masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi, aku yang masih penasaran bertanya lagi pada Lilla.

“Memangnya Lilla mau kemana, sih ?  Kok buru-buru ?” aku masih penasaran dengan sikap Lilla.

“Sekolah dong, Kak….! Gimana sih kakak ini ?!” Lilla menjawab sewot.

“ Ya ampun Lilla…..! Sekarang kita libur !” Jawabku agak geli.

“Kakak, sekarang bukan hari Minggu. Kok libur ?” Lilla agak bingung.

“Corona…., Lilla !” Jawabku datar.

“Eh iya,  aduh lupa aku !” kata Lilla tersipu malu.

***

Bu Yanti, guruku menginformasikan bahwa pagi ini kami belajar untuk masuk kelas online. Kami belajar di kelas maya, google classroom. Aku dan Lilla memiliki kelas masing-masing. Aku kelas lima dan Lilla kelas satu SD. Tugas kami juga berbeda-beda sesuai materi di kelas.

“Asyik ya, aku bisa pakai HP terus saat di rumah. Padahal sebelum ada corona, ibu hanya memberiku izin untuk pegang HP saat hari Sabtu atau Minggu saja. Memang, corona ini mengerti banget keinginanku.” Aku tersenyum sendiri membayangkan bisa nonton youtube sepuasnya. Bisa main game sampai beberapa level.

***

Aku sedang asyik memberi makan ikan koiku di akuarium, ketika tiba-tiba Lilla berteriak padaku.

“ Kakak, sini deh. Ada berita viral !”

Aku duduk di samping Lilla sambil menyaksikan berita di televisi.

“ Seorang anak usia 5 tahun demam, lalu meninggal dunia di rumah sakit. Jenazah anak tersebut tidak diurus karena warga mengira anak tersebut terkena corona.  Sang ayah mengatakan bahwa anaknya hanya demam tinggi lalu anak tersebut diambil secara paksa dan dilarikan ke rumah sakit. Hal itu pun membuat sang orangtua tersebut marah dan protes secara langsung kepada petugas rumah sakit. Padahal setelah dites SWAB, hasilnya negatif. “

“Huhuhu, kasihan banget ya, Kak !” Lilla mengusap air matanya. “ Masak hanya karena Corona anak tak bersalah ikut kena juga.”

“ Yaudah, Lil, mulai saat ini kita kalau pergi pakai masker, ya, meskipun dekat. Selalu jaga kebersihan. Jangan lupa cuci tangan!” kataku. “Oh iya, jangan lupa bawa hand sanitizer juga!” Sahutku kembali.

“ Dah ya Lil, kakak mau kerjain tugas dulu baru nanti main bareng sama kamu. Dah matikan dulu televisinya.” Aku masuk ke kamar untuk mengerjakan tugas.

***

 

Aku melihat tugas di Google classroom. Tugas hari ini adalah membuat video kreatif  bertema Corona untuk mengajak masyarakat supaya tetap waspada pada corona.  Aku mencari ide untuk membuat video.

“Ah, aku mau cari ide di youtube aja. Sekalian nonton… hihihi.” Gumamku senang. Setelah beberapa waktu, ibu memanggilku.

“ Vira, kamu sedang apa ?” Ibu masuk ke kamarku sambil bertanya padaku.

“ Nonton bu.” Jawabku pendek sambal tetap melihat ke HP.

“Tugas sekolah?” tanya ibu lagi.

“ Tidak bu, nonton film kartun ini. Lucu deh bu. “ Kataku melanjutkan.

Ibu duduk di sampingku. Lalu mengambil HP di tanganku perlahan.

“Vira, memakai HP itu boleh, tapi ada waktunya. Ibu mengizinkan Vira pakai HP untuk mengerjakan tugas sekolah. Bukan untuk nonton.” Ibu berkata lembut padaku.

“ Aah ibu pelit ! Kan sekalian bu, mengerjakan tugas sambil nonton.” Kataku manyun.

“ Vira, kemarin ibu ada pertemuan di sekolahmu. Ada penjelasan tentang penggunaan HP bagi anak-anak di rumah. Sekolahmu menggunakan google classroom untuk belajar. Kenapa ? Supaya kalian bisa lebih leluasa mengerjakan tugas. Dan bisa mengontrol penggunaan HP di rumah. Kata bu guru, kalian boleh meminjam HP saat melihat tugas yang harus dikerjakan hari ini. Setelah itu, HPnya dimatikan. Kalian mengerjakan tugasnya. Kalau sudah selesai, baru dinyalakan lagi untuk mengirimkan tugasnya. Begitu….” Kata ibu panjang lebar.  

“ Jadi sekarang HP nya ibu simpan dulu ya, nanti kalau sudah mau mengirimkan tugas, kamu boleh meminjamnya lagi.”

“Ya bu,” jawabku lemas.  

***

            Setelah ibu keluar dari kamarku, aku pikirkan kata-kata ibu. “Benar juga sih, kalau aku pegang HP terus, aku jadi malas ngapa-ngapain. Maunya nonton terus….”. Aku termangu. Aku melihat jam dinding di kamarku.

“ Aaaah, aku belum sholat ashar….!” Aku berteriak lalu segera ke kamar mandi ambil air wudhu dan segera sholat.

***

            Setelah sholat, aku menemui ibu. “ Bu, maafin Vira ya, beberapa hari lalu Vira tidak tertib. Vira pinjam HP ibu untuk nonton. Padahal bilangnya buat mengerjakan tugas. Vira janji deh, akan mendengarkan nasehat ibu.” Kataku sambil memeluk ibu.

“Alhamdulillah, Vira sholihah, terima kasih sudah mau mengerti ya. Semua itu untuk kebaikanmu juga. Kalau kamu nonton terus di HP, matamu bisa sakit. Mau? “ kata ibu. “ Lagian kalau kamu malas bergerak karena keenakan nonton, nanti badanmu jadi gembul lo….” Ibu menggodaku.

“Aaah tidak mau !” Aku menjawab.

“Ya sudah, pergi olahraga sana sama Lilla.”Ibu mendorongku keluar.

Akhirnya aku dan Lilla pergi ke halaman depan bermain badminton. Biar tidak bosan di dalam rumah. Tapi kami tetap memakai masker, lo. Dan cuci tangan setelah badminton.

***

S E L E S A I

***

ELLI, GAJAH YANG HEBAT



Hari ini matahari bersinar cerah.  Tiga sahabat, Momo, Cici dan Zizi sedang bermain bersama di hutan “Ayo kita main ke pinggir sungai,”  Momo mengajak Cici kelinci dan Zizi zebra  bermain bersama. “ Di sana banyak tanaman buah-buahan. Kalau kita lapar, kita tinggal memetik buah dan memakannya sampai kenyang,”  tambah Momo. “Iya, aku juga haus, aku ingin minum di sungai. “ Zizi menimpali.

Momo, Cici dan Zizi berjalan bersama-sama ke pinggir sungai.  Mereka berjalan-jalan sambil sesekali bercanda. Momo bergelantungan di dahan pohon. Zizi sesekali melompat jika ada batu di jalan. Cici, yang paling kecil pun dengan sigap akan melompat jika menemui akar pohon yang menyembul dari tanah. Mereka sangat bergembira bermain bersama.

Sampai di pinggir sungai, ada seekor binatang  yang sedang minum air sungai. Cici terkejut melihat badan binatang itu yang sangat besar. Telinganya lebar dan dia minum dengan hidungnya yang sangat besar. “ Jangan main di sini yuk, aku takut bertemu binatang itu. “Kata cici sambil menunjuk ke arah binatang yang dimaksud.  “ Aaah, binatang itu sangat besar, pasti makannya juga banyak.  Bisa-bisa buah-buahan di sini nanti akan dihabiskannya.” Seru Momo. Zizi pun mengiyakan. “ Iya, ayo kita pergi ke tempat lain saja.”

Akhirnya mereka beralih dari pinggir sungai dan bermain di tepi telaga.

Elli, binatang yang besar itu tidak menyadari kehadiran Momo, Cici dan Zizi. Dia sangat kehausan dan kelelahan karena beberapa hari berjalan di hutan. Elli sedih teringat kejadian kemarin. Teman-teman dan ayahnya meninggalkannya di hutan saat ada pemburu yang datang. Mereka meninggalkan Elli karena kaki Elli terluka saat berlari. Kakinya tergores dahan yang patah. “ Ya Allah, semoga kakiku bisa segera sembuh, supaya aku bisa berlari cepat lagi.” Elli mengusap-usap kakinya yang terluka dengan belalainya. “Untung saja pemburu itu tak menemukanku“ .  Elli bergumam sendiri. “Aku rindu pada ayah dan ibu, aku takut sendirian di sini. ” Elli mulai menangis.

Sementara di tengah hutan,  Momo, Cici dan Zizi sedang bermain petak umpet. Kali ini yang bertugas menjadi penjaga adalah Zizi. “ Ayo cari aku,” seru Momo di atas pohon. Dia bersembunyi di rerumpunan daun di atas pohon. Zizi kebingungan mendengar suara Momo tapi dicari-cari tidak ketemu. Cici bersembunyi di belakang batu besar, tak jauh dari tempat Zizi berdiri.

Momo terkejut saat melihat ke arah barat. Dari atas pohon dia melihat ada asap mengepul. Sepertinya ada kebakaran. “ Kebakaran.....kebakaran....” teriak Momo. Dia lupa kalau dia sedang bermain petak umpet. Dia langsung turun dan menemui teman-temannya. Cici juga keluar dari persembunyiannya.  “ Teman-teman, aku liat ada asap di sebelah sana.” Momo menunjuk ke suatu arah. “ Ayo kita segera ke sana. Jangan sampai api membakar seluruh hutan ini. “ Serunya, sambil berlari ke arah sumber asap. Cici dan Zizi segera mengikutinya.

Sesampai di sumber asap, mereka melihat api berkobar kemana-mana. Api cepat sekali melalap daun dan ranting kering di sekitarnya.  “Kita harus mengambil air untuk memadamkannya.” Momo memerintah teman-temannya. “ Kita ambil air pakai apa, Mo? Tempat ini jauh dari sungai.” Momo diam berpikir. “ Ah iya, kita tidak punya ember. Padahal api cepat sekali menyebar....harus segera dipadamkan.” Bisik Momo lirih. Dia mulai putus asa.

“ Aku tahu caranya!”  terdengar sebuah suara dari balik pohon. Ya, itu adalah Elli. Kebetulan Elli sedang beristirahat tidak jauh dari tempat kebakaran itu. Dia segera bergabung dengan Momo dan teman-temannya. “Kalian tunggu di sini ya, aku akan mengambil air di sungai. Usahakan supaya api tidak menyebar kemana-mana.” Meskipun Momo dan teman-temannya bingung bagaimana cara Elli mengambil air, tapi mereka menuruti perkataan Elli. Zizi mengambil daun-daun yang masih basah oleh embun dan menaruhnya dia atas api. Tapi belum juga berhasil memadamkan api.

Dari arah sungai, Momo berlari ke arah api. Dan “ Wuuuuuuusssssshhhhh!!!” Elli menyemprotkan air dari belalainya ke arah api. Tidak lama kemudian api pun padam. “ Hore .....!!!! Apinya sudah padam, seru Cici sambil melompat-lompat kegirangan. “Terima kasih sudah membantu kami,”  kata Momo pada Elli. “ Sama-sama... Kenalkan namaku Elli”. Elli memperkenalkan diri. Momo, Cici dan Zizi menyambut gembira.

“ Elli, maaf ya, kemarin kami melihatmu di sungai. Tapi kami tidak menegurmu. Aku takut melihat badanmu yang besar. Aku juga jijik melihat hidungmu yang panjang itu.” Eli meminta maaf. “ Aku juga minta maaf Elli, aku takut buah-buahan di hutan ini habis kamu makan karena badanmu yang besar. Pasti makanmu juga banyak.” tambah Momo.        “ Tapi sekarang kita tahu kan,  ternyata hidung Elli yang panjang itu banyak manfaatnya.  Kita tak perlu ember untuk mengambil air di sungai. “ gurau Zizi. Akhirnya mereka bisa bermain bersama.  Alhamdulillah Elli sudah tidak kesepian lagi.

PENTINGNYA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR BAGI GURU

  Oleh : Rakhmawati Wulan Y., S.Si. Merdeka belajar adalah program kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ...