Kawasan bebas sampah. Sebuah impian mulia
untuk kelestarian lingkungan. Bukan tidak mungkin, impian itu bisa terwujud.
Butuh perjuangan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk bisa mewujudkannya.
Teringat akan peristiwa mengenaskan yang terjadi pada tahun 2005. Saat gunung
sampah longsor dan mengenai beberapa desa di Leuwigajah, Jawa Barat. Gunungan
sampah sepanjang 200 meter dan tinggi 60 meter itu longsor karena goyah diguyur
hujan. Sementara gas metan yang dihasilkan oleh sampah meledak sehingga
menyebabkan sampah longsor bergulung-gulung di sekitar TPA Leuwigajah.
Akibatnya 157 orang meninggal tertimbun sampah. Meskipun kini lokasi longsornya
sampah tersebut sudah menjadi daerah yang hijau dan dijadikan obyek wisata, namun
peristiwa tersebut membawa pelajaran sangat berharga bagi kita. Bahwa sampah
bisa membawa malapetaka bagi bumi dan makhluk yang ada di atasnya.
Program Zero Waste Cities atau
disingkat ZWC mulai didengung-dengungkan. Para aktivis lingkungan tak bosan-bosannya
mengajak masyarakat untuk semakin peduli pada lingkungan. Sampah, sebagai
penyumbang terbesar dalam kerusakan bumi mendapat perhatian serius.
Permasalahan sampah merupakan permasalahan global. Setiap manusia memiliki
andil dalam permasalahan sampah. Andil yang positif atau negative, tergantung
kita masing-masing.
Program zero waste secara umum sudah
dicanangkan oleh pemerintah pada masyarakat. Termasuk ke sekolah-sekolah.
Pemerintah memiliki program sekolah adiwiyata yang bertujuan untuk menjadikan
sekolah berbudaya lingkungan. Beberapa Lembaga non pemerintah juga sudah
melaksanakan kampanye zero waste. Salah satunya adalah Yayasan
Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPPB) yang berlokasi di Kota Bandung.
YPBB ini telah melaksanakan kegiatan kampanye hidup bebas sampah pada
masyarakat. YPBB juga mengkampanyekan cara pengelolaan sampah pada masyarakat. Salah satu target kampanye YPBB adalah sekolah-sekolah.
Saya adalah seorang guru. Maka, saya
berusaha menjalankan peran saya di sekolah sesuai bidang saya. Sekolah
merupakan tempat edukasi yang sangat efektif untuk permasalahan sampah ini.
Saya yakin, zero waste cities bisa dimulai dari sekolah. Bagaimana mungkin ?
Ya, sangat mungkin. Karena di sekolah terjadi transfer ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta pembentukan karakter. Para siswa menjadi sasaran yang tepat
untuk memahamkan konsep zero waste. Di tangan merekalah kelak keberlangsungan
bumi ini dititipkan. Jadi, semakin dini mereka mendapatkan pemahaman yang tepat
tentang hal ini, harapannya mereka akan semakin paham dan bisa mempraktikkan
ilmunya di masyarakat.
Konsep zero waste di sekolah dimulai
dengan Prinsip 3R, yaitu reduce, reuse dan recycle. Reduce, mengurangi sampah.
Reuse, menggunakan kembali barang yang sudah dipakai. Dan recycle, adalah
mendaur ulang sampah. Konsep ini memiliki kontribusi besar dalam mengurangi
adanya sampah di lingkungan. Mari kita renungi apakah prinsip 3 R ini sudah kita terapkan dalam
keseharian kita ? Perhatikan mulai dari hal-hal kecil yang menjadi keseharian
kita.
Di sekolah, penerapan prinsip 3 R bisa
dilakukan dalam banyak hal. Mari perhatikan beberapa penerapannya:
a. Reduce
Mengurangi sampah merupakan peran
pertama yang harus dilakukan. Mengurangi sampah artinya mengurangi penggunaan barang yang bisa menimbulkan sampah. Gaya hidup minim sampah harus ditekankan pada
semua siswa di sekolah. Setiap siswa dihimbau untuk membawa tempat minum dan
makan sendiri dari rumah. Beberapa sekolah
mungkin sudah menyediakan peralatan makan yang bisa dipakai ulang. Seperti di
sekolah kami, para siswa bisa menggunakan peralatan makan dan minum dari
sekolah.
Kantin
sekolah harus bisa bekerjasama dengan pemasok jajanan untuk mengurangi sampah. Perlu
perjanjian kerjasama dalam hal ini. Misalnya, sekolah hanya akan menerima
pemasok jajanan yang tidak menggunakan kemasa plastik sekali pakai. Dengan
perjanjian seperti ini, sampah yang ada di sekolah pasti akan bisa
diminimalisir.
Guru harus selalu memberikan edukasi pada para
siswa tentang upaya mengurangi sampah di sekolah. Dalam setiap kegiatan
belajar, edukasi ini harus dijalankan. Harapannya, karakter siswa untuk cinta
lingkungan akan semakin terasah. Pahamkan juga bahwa karakter tersebut tidak
hanya dilakukan saat di sekolah, tapi juga di rumah dan masyarakat.
b. Reuse
Upaya berikutnya untuk mengurangi
sampah adalah menggunakan kembali barang yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari
kita tidak bisa meniadakan penggunaan plastik dan kertas. Demikian juga di
sekolah. Tentu saja,kita tetap boleh menggunakannya dalam kondisi tertentu.
Dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah, kertas adalah kebutuhan pokok yang harus ada. Lalu bagaimana cara kita
untuk mengurangi sampah kertas ? Pahamkan pada semua warga sekolah untuk
menggunakan kertas dengan bijaksana. Bahan baku pembuatan kertas adalah pohon. Butuh
waktu bertahun-tahun supaya pohon bisa diolah menjadi kertas. Pernahkah
terpikirkan oleh kita, berapa kertas yang dihasilkan dari satu batang pohon ?
Berapapun itu, yang pasti tidak akan sebanding dengan penggunaannya.
Selalu menggunakan kertas di dua sisi
merupakan salah satu upaya mengurangi sampah. Kertas-kertas yang hanya
digunakan di satu sisi, jangan langsung dibuang. Kertas tersebut bisa digunakan
kembali di sisi yang lain. Untuk coret-coret sketsa, menghitung matematika dan
lain sebagainya.
c. Recycle
Mendaur ulang adalah proses untuk
membuat barang bekas menjadi barang yang baru supaya bisa dimanfaatkan kembali.
Proses daur ulang memiliki tujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang
baru, dan penggunaan sumber energi sehingga polusi bisa dikurangi.
Kegiatan daur ulang yang bisa dilakukan
di sekolah antara lain memanfaatkan barang bekas menjadi kerajinan tangan. Di
sekolah kami, banyak sekali barang bekas yang dimanfaatkan menjadi kerajinan
tangan. Ternyata dengan kreativitas sampah bisa diubah menjadi barang yang memiliki
nilai guna, dan nilai jual yang tinggi. Ban bekas bisa diubah menjadi pot unik dan cantik.
Handuk bekas juga bisa dibuat pot yang unik. Botol dan kardus bekas bisa dibuat
berbagai macam mainan. Masih banyak kegiatan daur ulang yang bisa dilakukan di
sekolah. Peran guru dalam mengarahkan siswa untuk lebih memilih barang bekas
saat membuat kerajinan/prakarya sangat diperlukan. Selain menghemat uang,
kegiatan daur ulang bisa memacu kreativitas para siswa.
Berikut contoh hasil karya siswa di sekolah kami.
Sekolah
merupakan tempat edukasi terbaik di masyarakat. Sekolah memiliki peran untuk
membentuk generasi penerus yang ramah lingkungan. Kepala sekolah dan guru yang
berwawasan lingkungan akan mampu menuntun siswa-siswanya menjadi green
generation.
Di sekolah kami, ada program untuk
menghidupkan siklus material di sekitarnya. Program ini sering kami sebut
sebagai Integrated farming SDIT ALAM AL HIKMAH. Kami berusaha untuk melakukan
pertanian terpadu di sekolah. Meskipun belum 100% sampah/limbah yang bisa
dimanfaatkan, paling tidak upaya untuk menghidupkan siklus material ini bisa
berjalan. Kegiatannya bisa dilihat di gambar berikut ini :
Secara sederhana, siklus tersebut bisa berjalan dengan efektif. Sekolah memiliki dapur yang menyediakan makanan sehat. Batang sayuran, misalnya kangkung tidak dibuang tetapi disisakan batangnya untuk ditanam kembali. Bisa ditanam langsung di tanah atau di aquaponik. Ternyata, siswa SD pun bisa membuat aquaponik sederhana. Hasil panen sayuran dimasak untuk makan siang. Sisanya bisa dibuat kompos padat. Kompos tersebut digunakan untuk memupuk sayuran. Begitu seterusnya. Jadi limbah yang dihasilkan dalam proses ini bisa diminimalkan.
Nah, kegiatan-kegiatan sederhana seperti ini bisa mulai diterapkan di sekolah. Tentunya dengan penjelasan dari guru sehingga para siswa bisa memahami maksud dan tujuannya. Jika mereka bisa paham, maka ke depan mereka akan semakin inovatif. Bisa menciptakan inovasi yang ramah lingkungan. Semakin banyak generasi hijau yang berperan maka konsep Zero Waste Cities ini akan semakin mudah dicapai. Salam Lestari.
Berikut ini beberapa video kegiatan siswa di sekolah kami yang bisa dijadikan referensi :
1. Membuat bros dari tutup galon
2. Membuat pot dari handuk bekas
3. Kreasi rak dinding dari CD bekas
4. Kreasi botol bekas menjadi kapal
5. Kreasi kardus bekas jadi tempat pensil dan lampu
6. Dispenser mainan dari kardus bekas
7. Membuat rak dari kardus bekas
8. Aquaponik sederhana