Total Tayangan Halaman

Selasa, 15 Maret 2022

Pembelajaran Diferensiasi, Sebuah Konsep Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid

 Penulis : Rakhmawati Wulan Y.

Guru SDIT Alam Al Hikmah Magelang

Teman-teman, pernahkah kita menjumpai murid di kelas yang sangat beragam karakteristiknya ? Pernahkah kita menjumpai murid yang memiliki kendala dalam belajarnya ? Pernahkah kita memahami kendala apa yang dia miliki sehingga menghambat proses belajarnya ?

Pernahkah kita mencoba untuk membantunya belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpihak padanya ? Pernahkah teman-teman mendengar tentang pembelajaran diferensiasi ? Jujur saja, saya juga baru mendengarnya ketika mengikuti program pendidikan guru penggerak ini. Materi ini disampaikan di modul 2.1.

Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Dalam mengelola pembelajaran di kelas, guru seharusnya mengambil keputusan-keputusan yang berorientasi pada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan tersebut seharusnya berkaitan dengan :

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas sehingga guru maupun murid bisa memahaminya dengan baik.
  2. Cara guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Kita tahu, kebutuhan murid di kelas pasti beragam. Nah, di keputusan ini, bagaimana cara guru untuk menyesuaikan pembelajaran yang akan dilakukan dengan kebutuhan belajar murid-muridnya.
  3. Cara guru menciptakan lingkungan belajar yang menarik murid untuk belajar sehingga mereka mau bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
  4. Manajemen kelas yang efektif sehingga guru bisa menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran namun tetap efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan digunakan untuk mendapatkan  informasi tentang pemahaman murid selama proses pembelajaran. Penilaian ini juga dibutuhkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam pembelajaran diferensiasi , kebutuhan murid akan berusaha untuk diakomodasi. Nah, apa sajakah kebutuhan muri dalam belajar itu ? Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid

Kesiapan Belajar (Readiness)

Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang disiapkan dapat mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.  

Di kelas kita, pasti ada beragam kesiapan belajar murid-murid. Salah satu cara sederhana untuk mengetahui kesiapan belajar murid adalah dengan melakukan pretest sebelum kegiatan belajar dimulai. Pretest bisa digunakan untuk murid yang sudah besar, misalnya murid SMP dan SMA. Namun, di sekolah dasar, murid-murid akan kurang nyaman jika setiap akan memulai belajar harus mengerjakan pretest terlebih dahulu. Salah satu solusi apabila kita ingin memetakan kesiapan belajar murid-murid kita tanpa membuat mereka terbebani dan tetap nyaman sebelum belajar, kita bisa menggunakan game sederhana untuk memetakan kesiapan belajar siswa.

Kesiapan belajar murid bukanlah melulu tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.  Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

 

Minat Murid

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:                  

  • membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
  • mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
  • menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
  • meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Sesuai dengan perspektifnya, minat murid ini bisa dibedakan menjadi 2, yaitu minat situasional dan minat individual. Minat situasional merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Dalam kondisi ini, murid akan tertarik pada kegiatan pembelajaran karena gurunya membawakan kegiatan belajar dengan menarik dan menyenangkan. Padahal, sebelumnya murid kurang tertarik pada materi yang akan diajarkan. Minat individual adalah  sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Jadi murid yang memang menyulai materi tertentu, maka dia akan lebih tertarik untuk terus belajar meskipun mungkin gurunya mengajar dengan gaya yang biasa atau bahkan kurang menarik.

Nah, karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan cara apa yang dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar. Kita menyadari bahwa minat murid untuk belajar berbeda-beda. Pada materi yang berbeda, minat seorang murid pun bisa jadi juga berbeda. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memetakan minat murid ini supaya bisa mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang cocok sehingga murid-murid bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan bisa mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Profil Belajar Murid

Profil Belajar murid mengacu pada cara-cara bagaimana murid paling baik belajar. Tujuan dari memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang profil belajar murid sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. 

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, diantaranya adalah :

  • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
  • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  • Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
    1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); 
    2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); 
    3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.

  • Preferensi berdasarkan kecerdasan  majemuk (multiple  intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika. 

Menerapkan pembelajaran diferensiasi di kelas akan sangat banyak manfaatnya bagi murid-murid di kelas, karena dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, akan memperoleh hasil yang optimal. Sebagai seorang guru, kita harus kreatif dan inovatif dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran di kelas. Seorang guru harus bisa menyiapkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan kreativitas dan juga inovasi yang dimiliki, maka guru akan bisa menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang menarik dan bisa mengakomodasi kebutuhan belajar muridnya. Insya Allah, apabila hal ini diterapkan, maka kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan tujuan belajar akan mudah dicapai.

Senin, 08 Maret 2021

 KELENGKENG

( Dimocarpus Longan L. )

Klasifikasi Tanaman Kelengkeng

  • Kingdom : Plantae
  • Infra Kingdom : Streptophyta
  • Sub Kingdom : Viridiplantae
  • Divisi : Tracheophyta
  • Super Divisi : Embryophyta
  • Sub Divisi : Spermatophytina
  • Kelas : Magnoliopsida
  • Ordo : Sapindales
  • Super Ordo : Rosanae
  • Famili : Sapindaceae
  • Genus : Dimocarpus Lour
  • Spesies : Dimocarpus Longan Lour

 

Morfologi Tanaman Kelengkeng

1. Morfologi Akar

Pohon yang dimiliki oleh tanaman kelengkeng ini memiliki ukuran tinggi kira-kira mencapai 40 meter serta batang yang berdiameter 1 meter.

Selain itu, akar dari pohon tanaman kelengkeng merupakan salah satu akar yang berjenis tunggang. Bahkan pohon kelengkeng ini menyediakan berbagai akar samping, kuat dan panjang.

2. Morfologi Batang

Batang dari tanaman kelengkeng memiliki batang yang berkayu keras dengan bentuk yang bulat serta sistem percabangan yang simpodial.

Maksudnya, dimana batang-batang yang memiliki cabang-cabang yang banyak dengan serta arah cabangnya merapat dan mendatar. Pada umumnya permukaan dari batang kelengkeng ini berwarna coklat dan kasar.

3. Morfologi Daun

Berbeda dengan tanaman yang lainnya dimana tanaman kelengkeng ini memiliki daun yang banyak serta ukurannya panjang dan pada bagian ujungnya terlihat meruncing.

Sama seperti tanaman yang lainnya dimana tanaman dari kelengkeng memiliki warna daun hijau yang gelap.

Daun kelengkeng merupakan salah satu daun yang majemuk dengan berhadap-hadapan pada satu tangkai. Biasanya satu tangkai terdiri dari kurang lebih 3 sampai 6 pasang daun.

Dibagian permukaan daun memiliki warna yang hijau tua serta mengkilap. Selain itu struktur daun dari tanaman kelengkeng ini, yaitu menyirip.

4. Morfologi Bunga

Morfologi dari bunga tanaman ini memiliki dua macam yaitu, monoesis dan diesis. Tanaman yang jantan hanya menyediakan staminate (benang sari) saja tanpa adanya harus memperlihatkan pistil (putik).

Bunga kelengkeng merupakan sebuah bunga yang majemuk dengan ukuran yang minimalis dan memiliki warna coklat kekuningan

Pada umumnya perbungaan terdapat flos terminalis atau bagian ujung dan berbentuk seperti payung menggarpu serta bunga mahkota 5 helai.

5. Morfologi Buah

Buah dari kelengkeng ini memiliki ukuran yang relatif kecil dan berbentuk bulat serta didukung dengan dua warna yang berbeda.

Warna yang pertama yaitu warna hijau, dimana buah kelengkeng yang berwarna hijau akan bertanda kalau buah kelengkeng itu masih mudah dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Untuk warna yang kedua yaitu warna coklat yang kekuningan ini bertanda kalau buah kelengkeng dalam keadaan yang sudah tua atau layak untuk dikonsumsi.

Daging dari buah ini agak sedikit tebal serta rasanya manis jika dikonsumsi. Bagian permukaannya seperti berbintil yang kasar, namun ini hanya bergantung pada varietasnya.

6. Morfologi Biji

Biji dari kelengkeng ini berbentuk bulat dengan dua keping yang telah dilapisi dengan biji yang berwarna hitam.

Biji dari tanaman kelengkeng ini memiliki warna yang hitam dengan daging yang berwarna putih. Pada daging kelengkeng telah menyediakan karbohidrat manfaat-manfaat yang sangat bermanfaat bagi anda.

 Manfaat Tanaman Kelengkeng

Kelengkeng adalah buah berbentuk bulat dengan daging berwarna putih yang manis dan berair. Dalam buah lengkeng juga terdapat biji kecil yang bundar berwarna hitam. Buah ini mirip dengan leci, namun memiliki kulit yang cukup keras berwarna kuning kecoklatan.Buah kelengkeng merupakan buah yang rendah kalori dan karbohidrat, bahkan tidak mengandung lemak. Semangkuk kecil lengkeng segar hanya mengandung 17 kalori dan 4 gram karbohidrat. Namun, lengkeng kering memiliki kalori dan karbohidrat yang lebih tinggi, dengan semangkuk kecilnya memiliki kandungan 80 kalori dan 21 gram karbohidrat.Lengkeng juga merupakan sumber vitamin C yang baik. Semangkuk kecil lengkeng segar menyediakan hampir 40 persen dari konsumsi harian vitamin C yang direkomendasikan. Vitamin ini sangat penting untuk kesehatan tulang, pembuluh darah, dan kulit.Selain itu, buah kelengkeng memiliki manfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Berbagai manfaat buah kelengkeng, di antaranya:
  • Membantu diet

Jumlah kalori, lemak, dan karbohidrat yang rendah dalam kelengkeng membuatnya baik untuk dikonsumsi jika Anda sedang menjalani diet rendah kalori. Jadi, Anda pun tidak perlu khawatir saat mengonsumsinya.
  • Melancarkan pencernaan

Lengkeng mengandung serat yang dapat membantu melunakkan tinja dan melancarkan gerakan usus. Selain itu, serat yang terkandung dalam kelengkeng juga mampu meningkatkan kesehatan usus dan menurunkan kolesterol.
  • Melawan radikal bebas

Selain serat, kelengkeng juga mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan yang ada dapat membantu melawan radikal bebas di tubuh yang bisa merusak sel-sel sehat dan menyebabkan penyakit.
  • Mengurangi stres

Lengkeng memiliki antioksidan (polifenol) yang tinggi. Senyawa polifenol, seperti asam galat, dapat menghilangkan radikal bebas penyebab stres. Selain itu, kelengkeng juga memiliki senyawa bioaktif yang dapat mencegah insomnia dan kecemasan.
  • Mengurangi peradangan

Banyaknya vitamin B dan vitamin C yang terkandung dalam kelengkeng dapat membantu penyembuhan dan mengatasi kondisi peradangan kronis, seperti edema, GERD, penyakit iritasi usus, alergi kulit, luka, psoriasis, dan penyakit crohn.
  • Menyehatkan kulit

Mengonsumsi antioksidan kuat yang terkandung dalam buah kelengkeng dapat membuat kulit Anda nampak bersih, cerah, dan bening. Selain itu, kelengkeng juga mampu mengurangi risiko terkena fotosensitivitas (alergi matahari) atau kanker kulit.
  • Mencegah penuaan

Vitamin C dengan jumlah tinggi yang terdapat dalam kelengkeng memiliki peran penting untuk sintesis kolagen yang dapat menjaga kulit tetap kencang dan sehat.Selain itu, kandungan vitamin B, C, dan antioksidan yang terdapat dalam buah ini juga memiliki sifat antipenuaan, dan dapat mengurangi kulit kering, retak, atau terkelupas.
  • Mencegah anemia

Dalam kelengkeng terdapat sejumlah kecil zat besi yang dapat membantu merangsang produksi sel merah dan meningkatkan sirkulasi darah. Hal ini akan membantu Anda terhindar dari anemia.

 

Sumber :

- https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kelengkeng/

- https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-buah-kelengkeng-untuk-kesehatan

- https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/berkebun/bibit-tanaman/jedfdx-jual-bibit-buah-kelengkeng-kristal-madu

Sabtu, 13 Februari 2021

Zero Waste Cities Dimulai Dari Sekolah

 

Kawasan bebas sampah. Sebuah impian mulia untuk kelestarian lingkungan. Bukan tidak mungkin, impian itu bisa terwujud. Butuh perjuangan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk bisa mewujudkannya. Teringat akan peristiwa mengenaskan yang terjadi pada tahun 2005. Saat gunung sampah longsor dan mengenai beberapa desa di Leuwigajah, Jawa Barat. Gunungan sampah sepanjang 200 meter dan tinggi 60 meter itu longsor karena goyah diguyur hujan. Sementara gas metan yang dihasilkan oleh sampah meledak sehingga menyebabkan sampah longsor bergulung-gulung di sekitar TPA Leuwigajah. Akibatnya 157 orang meninggal tertimbun sampah. Meskipun kini lokasi longsornya sampah tersebut sudah menjadi daerah yang hijau dan dijadikan obyek wisata, namun peristiwa tersebut membawa pelajaran sangat berharga bagi kita. Bahwa sampah bisa membawa malapetaka bagi bumi dan makhluk yang ada di atasnya.

Program Zero Waste Cities atau disingkat ZWC mulai didengung-dengungkan. Para aktivis lingkungan tak bosan-bosannya mengajak masyarakat untuk semakin peduli pada lingkungan. Sampah, sebagai penyumbang terbesar dalam kerusakan bumi mendapat perhatian serius. Permasalahan sampah merupakan permasalahan global. Setiap manusia memiliki andil dalam permasalahan sampah. Andil yang positif atau negative, tergantung kita masing-masing.

Program zero waste secara umum sudah dicanangkan oleh pemerintah pada masyarakat. Termasuk ke sekolah-sekolah. Pemerintah memiliki program sekolah adiwiyata yang bertujuan untuk menjadikan sekolah berbudaya lingkungan. Beberapa Lembaga non pemerintah juga sudah melaksanakan kampanye zero waste. Salah satunya adalah Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPPB) yang berlokasi di Kota Bandung. YPBB ini telah melaksanakan kegiatan kampanye hidup bebas sampah pada masyarakat. YPBB juga mengkampanyekan cara pengelolaan sampah pada masyarakat. Salah satu target kampanye YPBB adalah sekolah-sekolah.

Saya adalah seorang guru. Maka, saya berusaha menjalankan peran saya di sekolah sesuai bidang saya. Sekolah merupakan tempat edukasi yang sangat efektif untuk permasalahan sampah ini. Saya yakin, zero waste cities bisa dimulai dari sekolah. Bagaimana mungkin ? Ya, sangat mungkin. Karena di sekolah terjadi transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan serta pembentukan karakter. Para siswa menjadi sasaran yang tepat untuk memahamkan konsep zero waste. Di tangan merekalah kelak keberlangsungan bumi ini dititipkan. Jadi, semakin dini mereka mendapatkan pemahaman yang tepat tentang hal ini, harapannya mereka akan semakin paham dan bisa mempraktikkan ilmunya di masyarakat.

Konsep zero waste di sekolah dimulai dengan Prinsip 3R, yaitu reduce, reuse dan recycle. Reduce, mengurangi sampah. Reuse, menggunakan kembali barang yang sudah dipakai. Dan recycle, adalah mendaur ulang sampah. Konsep ini memiliki kontribusi besar dalam mengurangi adanya sampah di lingkungan. Mari kita renungi apakah  prinsip 3 R ini sudah kita terapkan dalam keseharian kita ? Perhatikan mulai dari hal-hal kecil yang menjadi keseharian kita.

Di sekolah, penerapan prinsip 3 R bisa dilakukan dalam banyak hal. Mari perhatikan beberapa penerapannya:

a.     Reduce

Mengurangi sampah merupakan peran pertama yang harus dilakukan. Mengurangi sampah artinya mengurangi penggunaan barang yang bisa menimbulkan sampah. Gaya hidup minim sampah harus ditekankan pada semua siswa di sekolah. Setiap siswa dihimbau untuk membawa tempat minum dan makan sendiri dari rumah.  Beberapa sekolah mungkin sudah menyediakan peralatan makan yang bisa dipakai ulang. Seperti di sekolah kami, para siswa bisa menggunakan peralatan makan dan minum dari sekolah.

          Kantin sekolah harus bisa bekerjasama dengan pemasok jajanan untuk mengurangi sampah. Perlu perjanjian kerjasama dalam hal ini. Misalnya, sekolah hanya akan menerima pemasok jajanan yang tidak menggunakan kemasa plastik sekali pakai. Dengan perjanjian seperti ini, sampah yang ada di sekolah pasti akan bisa diminimalisir.

Guru  harus selalu memberikan edukasi pada para siswa tentang upaya mengurangi sampah di sekolah. Dalam setiap kegiatan belajar, edukasi ini harus dijalankan. Harapannya, karakter siswa untuk cinta lingkungan akan semakin terasah. Pahamkan juga bahwa karakter tersebut tidak hanya dilakukan saat di sekolah, tapi juga di rumah dan masyarakat.

b.     Reuse

Upaya berikutnya untuk mengurangi sampah adalah menggunakan kembali barang yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa meniadakan penggunaan plastik dan kertas. Demikian juga di sekolah. Tentu saja,kita tetap boleh menggunakannya dalam kondisi tertentu.

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, kertas adalah kebutuhan pokok yang harus ada. Lalu bagaimana cara kita untuk mengurangi sampah kertas ? Pahamkan pada semua warga sekolah untuk menggunakan kertas dengan bijaksana. Bahan baku pembuatan kertas adalah pohon. Butuh waktu bertahun-tahun supaya pohon bisa diolah menjadi kertas. Pernahkah terpikirkan oleh kita, berapa kertas yang dihasilkan dari satu batang pohon ? Berapapun itu, yang pasti tidak akan sebanding dengan penggunaannya.

Selalu menggunakan kertas di dua sisi merupakan salah satu upaya mengurangi sampah. Kertas-kertas yang hanya digunakan di satu sisi, jangan langsung dibuang. Kertas tersebut bisa digunakan kembali di sisi yang lain. Untuk coret-coret sketsa, menghitung matematika dan lain sebagainya.

c.     Recycle

Mendaur ulang adalah proses untuk membuat barang bekas menjadi barang yang baru supaya bisa dimanfaatkan kembali. Proses daur ulang memiliki tujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, dan penggunaan sumber energi   sehingga polusi bisa dikurangi.

Kegiatan daur ulang yang bisa dilakukan di sekolah antara lain memanfaatkan barang bekas menjadi kerajinan tangan. Di sekolah kami, banyak sekali barang bekas yang dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan. Ternyata dengan kreativitas sampah bisa diubah menjadi barang yang memiliki nilai guna, dan nilai jual yang tinggi.  Ban bekas bisa diubah menjadi pot unik dan cantik. Handuk bekas juga bisa dibuat pot yang unik. Botol dan kardus bekas bisa dibuat berbagai macam mainan. Masih banyak kegiatan daur ulang yang bisa dilakukan di sekolah. Peran guru dalam mengarahkan siswa untuk lebih memilih barang bekas saat membuat kerajinan/prakarya sangat diperlukan. Selain menghemat uang, kegiatan daur ulang bisa memacu kreativitas para siswa. 

Berikut contoh hasil karya siswa di sekolah kami.





                Sekolah merupakan tempat edukasi terbaik di masyarakat. Sekolah memiliki peran untuk membentuk generasi penerus yang ramah lingkungan. Kepala sekolah dan guru yang berwawasan lingkungan akan mampu menuntun siswa-siswanya menjadi green generation.

Di sekolah kami, ada program untuk menghidupkan siklus material di sekitarnya. Program ini sering kami sebut sebagai Integrated farming SDIT ALAM AL HIKMAH. Kami berusaha untuk melakukan pertanian terpadu di sekolah. Meskipun belum 100% sampah/limbah yang bisa dimanfaatkan, paling tidak upaya untuk menghidupkan siklus material ini bisa berjalan. Kegiatannya bisa dilihat di gambar berikut ini :

        Secara sederhana, siklus tersebut bisa berjalan dengan efektif. Sekolah memiliki dapur yang menyediakan makanan sehat. Batang sayuran, misalnya kangkung tidak dibuang tetapi disisakan batangnya untuk ditanam kembali. Bisa ditanam langsung di tanah atau di aquaponik. Ternyata, siswa SD pun bisa membuat aquaponik sederhana. Hasil panen sayuran dimasak untuk makan siang. Sisanya bisa dibuat kompos padat. Kompos tersebut digunakan untuk memupuk sayuran. Begitu seterusnya. Jadi limbah yang dihasilkan dalam proses ini bisa diminimalkan. 

        Nah, kegiatan-kegiatan sederhana seperti ini bisa mulai diterapkan di sekolah. Tentunya dengan penjelasan dari guru sehingga para siswa bisa memahami maksud dan tujuannya. Jika mereka bisa paham, maka ke depan mereka akan semakin inovatif. Bisa menciptakan inovasi yang ramah lingkungan. Semakin banyak generasi hijau yang berperan maka konsep Zero Waste Cities ini akan semakin mudah dicapai. Salam Lestari.

        Berikut ini beberapa video kegiatan siswa di sekolah kami yang bisa dijadikan referensi :

1. Membuat bros dari tutup galon 

2. Membuat pot dari handuk bekas

3.  Kreasi rak dinding dari CD bekas

4. Kreasi botol bekas menjadi kapal 

5. Kreasi kardus bekas  jadi tempat pensil dan lampu

6. Dispenser mainan dari kardus bekas

7. Membuat rak dari kardus bekas 

8. Aquaponik sederhana

 

PENTINGNYA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR BAGI GURU

  Oleh : Rakhmawati Wulan Y., S.Si. Merdeka belajar adalah program kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ...